Minggu, 21 Juli 2013

Osteichthyes








           1. Pengertian

Osteichthyes atau disebut juga ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dari Pisces. Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar. Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas Osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral. Hampir semua ikan bertulang keras memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras. Kulitnya seringkali tertutup dengan sisik pipih bertulang . Ikan bertulang keras umumnya perenang yang dapat menontrol arah, siripnya yang lentur lebih sesuai untuk pengendalian dan pendorongan dibandingkan dengan sirip hiu yang lebih kaku. Dan masih banyak lagi informasi dan kelebihan dari ikan bertulang keras yang akan  kita ketahui.


2.Ciri khusus

Pada ikan oeteichthyes memiliki mulut berahang, skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium (cranium tulang rawan) dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak majemuk. Sisik tipe ganoid, siklodi atau ktenoid yang semuanya berasal mesodermal, atau tidak bersisik. Pada stadium embrio ada 6 celah insang, pada dewasa biasanya tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh operculum. Biasanya ada gelembung renang yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan faring. Notokorda ditempati oleh vertebrae yang menulang. Otak terdiri dari 5 bagian dengan 10 pasang saraf cranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonerfros. Ada sistem portal renal. Pada ikan bentuk lebih primitif dalam ususnya terdapat katup spiral.

Ikan bertulang sejati dengan cepat terpecah menjadi tiga kelompok berbeda, palenoniskoida, ikan paru-paru, dan krosopterigi. Palioniskoida dibedakan  dengan adanya sirip berjari (sirip yang tidak ada otot maupun tulang) dan kenyataan bahwa ventilasi paru-paru dilakukan melalui mulut. Banyak dari kelompok ini berimigrasi ke laut selama akhir era (masa) paleozoikum dan mesozoikum. Dalam lingkungan air yang stabil, tidak diperlukan paru-paru, dan alat ini diubah menjadi gelembung renang yang dapat digunakan ikan untuk mengubah daya apung di dalam air. Semua ikan yang diperdagangkan sekarang. Ikan Paru-paru mengembangkan  suatu pembaruan berarti yang tidak dimiliki oleh moyangnya. Lubang hidung, mereka yang pada Osteichthyes pertama hanya bermuara ke luar dan digunakan untuk membau, mengembangkan lubang internal ke rongga mulut. Ini memungkinkannya untuk bernapas di udara dengan mulut tertutup. Pernah sebagai kelompok yang agak berhasil. Krosopterigia juga mempunyai lubang hidung dalam yang dapat digunakan untuk mengembungkan paru-paru. Di samping itu, sirip belakang dan sirip dada (pectoral) mereka bergelambir; yaitu berdaging dan ditunjang oleh tulang.

Ikan bertulang keras bernapas dengan melewatkan air melalui empat atau lima pasang insang yang terletak di dalam ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu penutup pelindung yang disebut operculum. Air disedot ke dalam mulut, melalui faring, dan keluar di antara celah insang karena pergerakan operculum dan kontraksi otot yang mengelilingi ruang insang tersebut. Proses ini memungkinkan seekor ikan bertulang untuk bernapas pada saat diam atau tidur. Terdapat bebarapa macam sisik yang terdapat pada ikan osteichthyes sisik cycloid, squama tpe terbentuk dari corium/dermis. Bentuk circuler atau ovoid, secara mikroskopis tampak adanya garis-garis koncentrik, garis-garis radier, guanophora, dan sel-sel pigmen. Ctenoid , bagian tepi luarnya mempunyai satu baris/lebih rigi-rigi seperti duri-duri halus atau gigi-gigi sisik, sedang bagian tepi yang melekat mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga memperkuat pelekatannya Ganoid bagian terbesar dari squama, tipe ini terdiri dari lapisan-lapisan tulang dan permukaan luarnya diselubungi oleh genoin yaitu suatu material yang mempunyai email yang dibentuk oleh corium.

Adaptasi lain dari sebaagian besar ikan bertulang keras yang tidak ditemukan pada hiu adalah gelembung renang, suatu kantung udara membantu mengontrol pengembangan ikan tersebut. Perpindahan gas-gas antara kantung renang dan darah mengubah volume kantung itu dan menyesuaikan kerapatan ikan. Akibatnya, banyak ikan bertulang keras, berlawanan dengan sebagian besar hiu, dapat menghemat energy dengan cara tidak bergerak. Rincian mengenai reproduksi ikan bertulang keras sangat bervariasi. Sebagian besar spesies adalah hewan ovipar, yang bereproduksi dengan fertilisasi eksternal setelah betina melepaskan sejumlah besar telur kecil. Namun demikian, fertilisasi internal dan kelahiran merupakan karakteristik spesies yang lain.



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar