Minggu, 12 Juni 2011

ReMis


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang


Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska).  Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan ekonomi.  Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang (lihat Bivalvia). Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika. Contoh pemakaian seperti ini dapat dilihat pada istilah "kerajinan dari kerang".
 Kata kerang dapat pula berarti semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek. Ke dalamnya termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan, seperti kerang darah dan kerang hijau (kupang awung), namun tidak termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan tetapi menggeletak di pasir atau dasar perairan, seperti lokan dan remis.  Kerang juga dipakai untuk menyebut berbagai kerang-kerangan yang bercangkang tebal, berkapur, dengan pola radial pada cangkang yang tegas. Dalam pengertian ini, kerang hijau tidak termasuk di dalamnya dan lebih tepat disebut kupang.
 Pengertian yang paling mendekati dalam bahasa Inggris adalah cockle.  Dalam pengertian yang paling sempit, yang dimaksud sebagai kerang adalah kerang darah (Anadara granosa), sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo-Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjual hasil laut.  Dalam pengertian yang paling sempit, yang dimaksud sebagai kerang adalah kerang darah (Anadara granosa), sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo-Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjual hasil laut.
  Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.
 Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya.  Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.
     semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.
 Tiram mutiara (Famili Pteriidae) adalah penghasil mutiara yang paling umum dibudidayakan untuk mutiaranya.
     Maka dari itu kami melakukan penelitian tentang berbagai jenis kerang,yaitu kerang remis.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian kerang Remis ?
2.      Bagaimana struktur tubuh kerang Remis ?
3.      Bagaimana daur hidup kerang Remis ?
4.      Bagaimana ciri morfologi kerang Remis ?
5.      Bagaimana peran dan manfaat kerang Remis ?
6.      Bagaimana dampak negatif kerang Remis pada lingkungan sekitar ?

Phylum Porifera





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Ahli Botani masa lalu, mengelompokkan spons (porifera) ke dalam Kerajaan Plantae karena bentuknya yang bercabang-cabang dan tidak mampu bergerak secara nyata. Spons baru dikelompokkan ke dalam Kingdom Animalia pada tahun 1765, setelah dilakukan penelitian dan pengamatan arus air melalui oskulumnya yang bergerak.
Anggota Filum Porifera disebut dengan sebutan spons. Spons merupakan hewan air yang umumnya hidup di perairan laut dangkal yang bebas polusi. Di dunia, terdapat sekitar 10.000 spesies spons, dan hanya 100 spesies saja yang hidup di perairantawar. Spons dewasa bersifat sesil, hidup menempel pada batu, cangkang kerang, dan permukaan keras lainnya.
Setelah sub Kingdom Protozoa sebagai hewan berseltunggal atau uniseluler, maka hewan – hewan berikutnya tersusun atas banyak sel, maka disebut metazoa. Pada tahap permulaan metazoa hanya sekedar sekelompok sel yang masih cenderung bekerja sendiri – sendiri, baru kemudian pada tahap berikutnya merupakan kesatuan. Kesatuan itu berkembang menjadi  jaringan -  jaringan dan beberapa macam jaringan membentuk organ. Dalam pembahasan akan dikaji secara berturut – turut dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang kompleks.
Tubuh porifera masih diorganisasi pada  tingkat seluler , artinya tersusun atas sel – sel yang cenderung bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi antar sel satu dengan sel lainnya. Untuk mengetahui lebih banyak tentang porifera akan dibahas lebih lanju
  
b. Rumusan Masalah
     1. Apa pengertian porifera ?
     2. Bagaimana ciri anatomi, morfologi, pencernaan dan fisiologi porifera ?
     3. Bagaimana klasifikasi porifera?
     4. Sebutkan peranan porifera dalam kehidupan sehari – hari !

c. Tujuan Percobaan
    1. Mengetahui pengertian porifera
    2. Mengetahui ciri anatomi, morfologi, pencernaan dan fisiologi porifera
    3. Mengetahui klasifikasi porifera
    4. Mengetahui peranan porifera dalam kehidupan sehari – hari

d. Manfaat Percobaan
         Selain kita dapat mengetahui struktur tubuh dan kegunaan porifera ini tentunya kita dapat gunakan dalam kehidupan sehari – hari dan yang paling terpenting menjaga ekosistemnya agar terjaga kelestariannya.

BAB II
                                         PEMBAHASAN

Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler, artinya tersusun atas sel – sel yang cenderung bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel lainnya. Kata “Porifera” berasal dari kata Latin, pori = lubang – lubang kecil + faro = mengandung,membawa. Kata tersebut menunjukkan kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu : memiliki banyak lubang – lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut: Hewan berpori – pori . Bila dibandingkan dengan susunan tubuh protozoa maka susunan tubuh porifera adalah lebih kompleks. Sebab tubuhnya tidak lagi terdiri atas sel, tetapi telah tersusun atas banyak sel. Oleh karena itu beberapa ahli memasukkan Porifaera dalam kelompok hewan metazoan, walaupun dalam tingkat rendah.
Porifera merupakan filum antara Protozoa dan Coelenterata. Kesukaran dalam menghubungkan dengan Metazoa sebenarnya adalah pada sejarah embrional yang khusus. Atas dasar itulah Porifera digolongkan dalam kelompok Parazoa (para = disamping) atau hewan sampingan. Porifera mempunyai  ciri – ciri khusus : (1) Tubuh memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari system kanal saluran air yang menghubungkan daerah eksternal; (2) Tubuh tidak dilengkapi dengan  apendiks dan bagian yang dapat digerakkan; (3) Belum memiliki system saluran pencernaan makanan. Sistem pencernaanya berlangsung secara intraseluler. Tubuhnya memiliki penyokong tubuh yang tersusun atas bentuk Kristal dan spikula – spikula atau bahan serabut yang terbuat dari bahan organic.
Pada umumnya phylum Porifera hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari sejak daerah perairan pantai (tide) yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km. Familia yang hidup di ai tawar biasanya termasuk pada Familia Spongilliade. Fase dewasa bersifat sesil, artinya menetap pada suatu obyek yang keras yang dipakai sebagai tambahan, misalnya batu – batuan, kayu – kayu yang tenggelam di dalam air dan ada juga yang melekat pada cangkok hewan – hewan mollusca. Antara bagian tubuh utamanya dengan tambatan dihubungkan oleh tangkai atau padenkula yang dibagian proksimal mengadakan pelebaran sebagai bentuk cakram atau bentuk yang menyerupai akar. Bentuk tubuh sangat bervariasi, yaitu ada yang menyerupai kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet dan lainnya; hewan porifera sebagian besar membentuk koloni yang sering tampak tidak teratur, sehingga tampak seperti tumbuhan. Warna tubuh Poriifera bermacam – macam, misalnya berwarna kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, cokelat, jingga, hijau dan lain – lainnya. Warna tubuh sering berubah, tergantung tempat sinar. Warna – warna itu diperkuat atau diperlemah warna lain, karena di dalam tubuhnya menletgandung ganggang yang memiliki warna juga. Ganggang ini rupanya mengadakan simbiosis dengan Porifera.
Sekujur tubuh porifera terdapat pori-pori (porus: lubang kecil dan faro: membawa/mengandung), hal tersebut menjadi sebab utama penamaannya. Dia antara anggota-anggota Kerajaan Animalia, spons mempunyai stuktur tubuh yang paling sederhana. Hewan yang dikenal sebagai hewan spons ini merupakan organisme multiselular. Bentuk tubuh dan warnanya beragam, misalnya, mirip tumbuhan, bulat, pipih, dan ada yang mirip vas bunga, sedangkan warna tubuhny ada yang jingga, biru, hitam, ungu, kuning, dan merah.
Porifera belum mempunyai organ, simetri tubuh, sel-sel pengindra, sel saraf, saluran pencernaan., jaringan saraf maupun mulut. Tubuhnya tidak bisa bergerak secara dan melekat di dasar perairan (sesil). Kerangka tubuhnya kuat yang tersusun dari zat kapur, silikat, atau spongin. Mereka mempunyai daya regenerasi yang tinggi, artinya mampu menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang (rusak). Sehingga, jika hewan ini dipotong menjadi empat bagian, maka akan terbentuk empat hewan porifera baru.
Bentuk paling sederhan dari spons adalah seperti kantong yang kaku dan berpori
Tubuh Porifera terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a.       Oskulum : saluran penyebaran air dari tubuh. Tempat air keluar dari spongiosel.
b.      Ostium atau apurturea : lubang kecil tempat masuknya air ke dalam tubuh. Lubang pada porosit.
c.       Paragaster atau spongiosel : saluran yang terdapat di bagian tengah tubuh. Ruang kosong di dalam kantong.
d.      Dinding tubuh yang tersusun atas :
1)      Pinakosit : sel pelapis tubuh bagian luar, lapisan sel-sel yang berbentuk pipih
2)      Porosit : sel berlubang yang di dalamnya terdapat ostia.
3)      Miosit : sel otot yang mengelilingi porosit dan oskulum. Berfungsi untuk membuka dan menutup sel porosit dan oskulum. Jika miosit mengeut, maka sel porosit dan oskulum akan menutup.
4)      Koanosit : sel pelapis dinding spongiosel dan berfungsi untuk mencerna  makanan secara intrasel. Pada ujung sel terdapat flagela, sedangkan pada bagian pangkal terdapat vakuola.
5)      Amebosit : sel penghasil matriks pada lapisan tengah tubuh. Sel ini berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan dapat berubah fungsi menjadi ovum dan sperma.
6)      Skleroblas : sel penghasil spikula yang berfungsi sebagai rangka tubuh.



Struktur tubuh porifera kecuali berpori dengan macam – macam bentuk, dibagi atas tiga tipe yaitu : (1) Ascon, (2) Sycon atau Schyipa dan (3) Rhagon.
Dari tipe Ascon yang berbentuk jambangan bunga yang merupakan tipe paling sederhana dapat kita lihat suatu rongga sentral yang disebut Spongiocoel atau paragaster. Ujung atas dari jambangan  terdapat lubang besar yang disebut osculum. Lubang itu merupakan pintu masuk aliran air yang menuju ke dalam rongga prageseter. Dinding tubuh tersusun atas dua lapis yaitu : (1) lapis luar yang disebut lapisan epidermis atau epithelium dermal. Tapi menurut Lambenfels  sel – sel itu bukan sel – sel epithelium sebenarnya, dan sering disebut pinacocyt  dan kadang – kadang mempunyai satu flagellum, (2) lapis dalam yang terdiri atas jajaran sel – sel berleher yang disebut Choanocyt yang berbentuk botol yang memiliki flagellum. Di antara kedua lapisan itu terdapat zat antara yang berbahan gelatin. Di antara kedua lapisan itu terdapat : (a) Amoebocyte yang berfungsi mengedarkan zat – zat makanan ke sel lainnya dan menghasilkan gelatin. (b) Porocyte (sel berpori) atau myocyte yang terletak di sekitar pori , yang berfungsi membuka dan menutup pori dan ssring disebut myocyt. (c) Scleroblast yang berfungsi membentuk specula (kerangka tubuh). (d)  Archeocyt merupakan sel amoebosit embrional yang tumpul dan dapat membentuk sel – sel lainnya misalnya sel – sel reproduktif. (e) Spicula yang merupakan unsur pembentuk tubuh.
Berhubung dinding tubuh porifera hanya terdiri dari dua lapis, yaitulapis luar ( ektodermal ) dan lapis dalam ( endodermal ), maka ditinjau dari sudut sejarah embrionalnya Porifera termasuk diploblastis.
Dalam tubuh porifera ditemukan system saluran air yang dimulai daripori – pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang keluar utama yang disebut osculum. Sebelum air dikeluarkan melalui oskulum, maka air yangdari segala jurusan tubuh itu lebih dahulu ditampung di dalam rongga sentral atau spongocoel. Pola saluran air dari berbagai jenis porifera itu tidak sama, namun mempunyai fungsi pokok yang sama yaitu untuk mengalirkan air dari dari daerah eksternal. Aliran air tersebut berfungsi sebagai alat transportasi zat makanan dan zat – zat sisa metabolisme.
Untuk menunjanng dinding tubuh yang lunak, maka porifera mempunyai penyokong tubuh berupa mesenchym dan Kristal – Kristal kecil yang  berbentuk seperti duri, bintang atau anyaman – anyaman serabut yang terbuat dari bahan organis itu merupakan kerangka tubuh dari hewan yang bersangkutan. Kerangka tubuh semacam ini disebut kerangka dalam atau endoskeleton.
Kalau ditinjau dari bahan pembentuk kerangka, maka Porifera dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu : (1) Porifera lunak, Porifera jenis ini kerangka tubuhnya tersusun dari bahan sponging ( organis ). Porifera jenis ini, biasanya bila telah mati tubuhnya dapat digunakan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi, penggosok alat – alat rumah tangga misalnya meubelair dan lain – lainnya, benda semacam ini biasanya disebut sponsa. (2) Porifera kapur, Porifera jenis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan Kristal zat kapur atau CaCO3 . (3) Porifera silikat , Porifera jenis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan Kristal silikat H2 Si3 O7, Kristal – Kristal yang terbentuk seperti duri, bintang, mata kail , jangkar dan lain – lainnya yang biasa disebut specula itu merupakan hasil bentukan atau sekresi dari sel – sel scleroblast. Sedangkan sponging merupakan sekresi dari sel – sel spongioblast. Baik scleroblast maupun  spongioblast merupakan sel – sel khusus dari mesenchym. Menurut Minchin, scleroblast yang merupakan bentuk khusus dari sel mesenchym itu sebetulnya derivate dari sel dermanl epithelium yang masuk ke dalam mesoglea dan di situ membentuk spcula dengan cara bersekresi. Spicula – specula yang bersifat monakson ( specula bersumbu satu ) dibentuk oleh sebuah sel scleroblast. Di dalam scleroblast tersebut mula – mula terjadi seutas benang yang terbuat dari bahan organic, kemudian di sekitar benang itu didepositkan bahan – bahan CaCO3 seluruh bentukan itulah yang kemudian menjadi specula. Setelah specula terbentuk maka sel scleoblast lalu membelah diri menjadi dua, yang satu disebelah sel – pembentuk atau founder sedang yang lain disebut sel penebal atau thickner. Bila specula telah sempurna terbentuk, maka sel scleroblast akan meninggalkan specula. Tetapi specula – specula yang bersifat triakson, dibentuk oleh 3 sel sccleroblast. Bila specula – specula tersebut telah selesai terbentuk selanjutnya akan bertemu satu dengan yang lain di ujung – ujung cuatannya.
Fungsi
Berikut ini dibahas aliran air, makanan dan pencernannya, osmoregulator, ekskresi, pernapasan rekasi terhadap rangsangan.
Bila dipandang begitu saja Nampak Porifera memperlihatkan gejala seperti benda mati dalam arti diam tanpa mengadakan aktivitas. Tetapi bila diamati secara saksama, di dalam tubuhnya terjadi kegiatan yang luar biasa, dimana flagella dari sel – sel choanachyt giat mengadakan gerak penyapuan untuk menimbulkan aliran air, aliran mana mempunyai arti yang sangat vital bagi kehidupannya. Sehubungan dengan aliran air ini, ternyata Porifera dalam ukuran sedang ( 10 m ) setiap harinya tidak kurang 2624 m3 air yang dimasuk keluarkan melalui tubuhnya. Seperti telah disebutkan di muka fungsi utama dari aliran air adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat, dari daerah eksternal ke dalam daerah internal dan sebaliknya. Adapun zat yang dipertukarkan adalah partikel – partikel makanan dan oksigen dimasukkan dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Di samping itu aliran air, terutama dari daerah internal juga berfungsi sebagai sarana dalam pengeluaran benda – benda reproduktif yang erat hubungannya dengan proses perkembang biakan serta penyebaran generasi.
Porifera bersifat holozoik maupun saprozik. Makanan Porifera berupa mikroorganisme ( diatomae, bakteri protozoa dan lain – lain ), serta bahan – bahan organic yang merupakan lapukan atau sisa – sisa tubuh organism yang telah mati. Adapun mekanisme digesti, disstribusi, tersebut adalah sebagai berikut : bila aliran yang bersel Choanacyt, maka disitu terjadi proses penyaringan , di mana mikrofili – mikrofili sel berleher akan bertindak sebagai filter terhadap material yang terbawa oleh arus aliran air. Selanjutnya partikel – partikel makanan yang dimaksud akan ditangkap oleh sel Choanacyt untuk dimasukkan kedalam daerah internalnya yaitu vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan partikel tersebut akan dikerjakan oleh enzim Karbohidrase, protease dan lipase, semula suasanan dalam vakuola makanan bersifat asam tetapi bila proses pencernaan telah berlangsung akan berubah menjadi basa. Sambil mencernakan partikel makanan vakuola makanan akan mengadakan sklosis dalam rangka mengedarkan sari – sari makanan di dalam sel Choanacyt itu sendiri. Selanjutnya partikel makanan tersebut dari sel choanacyt dipindahkan ke sel – sel amoebocyt yang berpangkalan di dekat sel leher. Oleh sel – sel amoebocyt itu partikel – partikel makanan akan disebarkan keseluruhh tubuh . partikel makanan yang belum mengalami proses pencernaan secara tuntas ketka masih di dalam vakuola makanan sel leher, di dalam sel amoebocyt ini proses pencernaan akan diselesaikan  . dengan begitu proses pencernaan parikel makanan seluruhnya berlangsung secara intracelulair. Sifat dari sel amoebocyt adalah mobil, artinya senantiasa mengembara didalam daerah mesoglea atau mesenchym. Proses pengedaran sari – sari makanan itu dapat berlangsung secara difusi ataupun osmosis dari sel ke sel yang lain. Dalam hal ini proses osmosis  tidak merupakan proses yang sukar disebabkan letak sel satu dengan yang lainnya saling berdekatan dengan sel Choanocyt. Zat – zat makanan yang tidak dapat dicernakan baik oleh sel leher maupun sel amoebocyt akan ditolak keluar yang selanjutnya diikutkan aliran air di bawah kluar melalui osculum.
Sebetulnya Porifera tidak mempunyai alat atau organ perapasan khusus, walaupun demikian mereka dalam hal pernapasan bersifat aerobic. Dalam hal ini yang bertugas menangkap oksigen yang terlarut  didalam air medianya bila dijajarkan di luar adalah sel – sel epidermis (sel – sel pinacocyt), sedangkan pada jajaran dalam yang bertugas adalah sel – sel choanocyt. Selanjutnya oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh penjuru tubuh oleh sel – sel amoebocyt, berhubung porifera bersifat sesil artinya tidak mengadakan perpindahan tempat sedangkan hidupnya sepenuhnya tergantung akan kaya tidaknya kandungan material ( oksigen partikel makanan ) dari air yang merupakan medianya, maka ketika porifera masih dalam fase larva yang sanggup mengadakan pergerakan yaitu berenang – renang mengembara kian kemari dengan bulu – bulu getarnya ia akan memilih tempat  strategis dalam arti yang kaya akan kandungan material yang dibutuhkan untuk kepentingan hidupnya. bila air yang merupakan media hidupnya itu mengalami penyusutan kandungan akan oksigen, maka hal ini akan mempengaruhi kehidupan porifera yang bersangkutan , artinya tubuhnya juga akan mengalami penyusutan sehingga menjadi kecil dan bila kekurangan jatah oksigen  sampai melampaui batas toleransinya maka porifera akan mati.
Dalam hal ini Porifera juga belum mempunyai alat khusus yang digunakan untuk mengeluarkan zat – zat sampah yang merupakan sisa metabolisme. Dalam penelitian ternyata zat – zat sampah yang berupa butir – butir itu dikeluarkan dari daerah internal tubuhnya oleh sel – sel amoebocyt.
Porifera berkembang biak secara seksual maupun secara aseksual. Perkembangbiakan secara  aseksual  dilakukan dengan mmbentuk uncup. Kuncup itu setelah mengalami pertumbuhan ada yang masih tetap melekat pada tubuh induk, sehingga membentuk semacam koloni ataupun rumpun, tetapi ada juga yang memisahkan diri dengan induk. Perkembang biakan secara seksual belum dilakukan dengan alat kelamin khusus. Baik ovum maupun spermatozoidnya berkembang dari sel amoebocyt khusus yang disebut archeocyt. Sel archeocyt ini ditemukan di dalam daerah mesoglea. Terdapat jenis porifera yang bersifat monocious ( hermaprodit) ada yang bersifat diocius ( terpisah ). Bagi yang bersifat hermaphrodit perkawinannya dilakukan secara perkawinan silang, artinya ovum dari porifera yang satu dibuahi oleh spermatozoid Porifera lain. Ovum sebelum dan sesudah dibuahi oleh speermatozid masih tetap tinggal didalam tubuh induknya, yaitu di dalam daerah mesoglea atau mesenchym.  Setelah terjadi pembuahan , maka zigot akan mengadakan proses pembelahan berulang kali membentuk larva yang berambut getar yang disebut amphibllastula, dan amphiblastula ini kemudian akan keluar dari dalam tubuh induknya melalui osculum. Setelah amphiblastula ini tiba di lingkungan eksternal dengan rambut getarnya ia akan dapat menjamin kebutuhan hidupnya ( kaya akan kandungan oksigen dan kaya akan zat – zat makanan yang diperlukan ). Bila telah menemukan tempat yang sesuai kemudian melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tubuh porifera menjadi baru. Pembentukan butir benih atau gemmulae, ini juga merupakan cara perkembang biakan , terutama dilakukan oleh porifera air tawar. Butir gemmulae sangat tahan terhadap kondisi alam sekitar yang buruk, misalnya habitat yang menjadi kering, kandungan oksigen pada air yang menjadi medianya makin kurang dan lain – lainnya. Bila kolam dimana porifera itu hidup menjadi keering dalam jangka waktu yang lama , akan menyebabkan kematian porifera yang bersangkutan. Walaupun poriferanya telah mati namun butir – butir gemmulae yang ada di dalamnya akan tersebar keluar dari dalam tubuh induknya. Pada kondisi alam sekitarnya yang telah menjadi normal kembali maka sel – sel  archeocyt yang merupakan inti butir gemmulae itu akan keluar dari dalam kista dan tumbuh menjadi porifera baru.
 Porifera dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air maupun jenis zat penyusu rangka tubuh.
a. Tipe saluran air
1) Tipe Askon : sistem saluran air yang paling sederhana, secara berurutan terdiri atas ostia, spongiosel, dan oskulum. Contohnya: Leucosolenia dan Clatharina blanca.
2)  Tipe Sikon : saluran airnya meliputi ostia, saluran radial yang tidak bercabang, spongiosel, dan oskulum. Contohnya : Pheronema sp., Schypa, dan Sycon gelatinosum.
3) Tipe Leukon (ragon) : tipe terumit. Salurannya terdiri atas ostia, saluran radial yang bercabang-cabang, spongiosel, dan oskulum. Contohnya: Euspongia officinalis dan Euspongia mollissima.

b. Jenis Zat Penyusun Rangka Tubuh
            1) Kalkarea : tubuhnya tersususn dari zat kalsium karbonat (kapur), memiliki ukuran tubuh kecil, dan hidup di laut dangkal. Contohnya : Klathrina blanca dan Sycon gelatinosum.
            2) Heksaktinelida : memiliki rangka tubuh dari zat silikat. Contohnya : Pheronema sp.
            3) Demospongiae : ada yang tidak mempunyai rangka atau mempunyai rangka dari serabut spongin (zat tanduk), dan ada juga yang tersusun dari serabut spongin dan zat silikat. Contohya: Euspongia officinalis, Euspongia mollisima, dan Spongila carteri (rangka dari spongin), Poterion dan Oscarella sp. (tanpa rangka tubuh), serta Corticium candelabrum (rangka dari spongin dan silikat).
Berikut ciri – ciri Porifera
Ciri-ciri morfologinya antaralain:
1. tubuhnya berpori (ostium)
2. tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
3. berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan

Ciri-ciri anatominya antara lain:
1. memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
2. pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit

Peranan Porifera
Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor.
Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci, sedangkan Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.


Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker, sedangkan obat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.


                                                   BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Porifera adalah hewan yang memiliki banyak lubang – lubang kecil atau biasa disebut pori – pori,  tidak memiliki bagian tubuh yang dapat digerakkan, Hewan yang dikenal sebagai hewan spons ini merupakan organisme multiselular. Bentuk tubuh dan warnanya beragam, misalnya, mirip tumbuhan, bulat, pipih, dan ada yang mirip vas bunga, sedangkan warna tubuhny ada yang jingga, biru, hitam, ungu, kuning, dan merah.
2.      Ciri-ciri morfologinya antara lain:
1. tubuhnya berpori (ostium)
2. tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
3. berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan

Ciri-ciri anatominya antara lain:
1. memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
2. pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit

Porifera hidup secara heterotrof. Makanan porifera antara lain diatom, protozoa kecil, bakteri dan partikel organik yang mengendap dari permukaan air. Makanan tersebut dicerna secara intraseluler di dalam vakuola.
Spons memperoleh makananya dengan cara menyaring partikel-pertikel makanan yang terbawa arus melewati tubuhnya. Makanan diperoleh dengan cara mengalirkan air melalui ostia (ostium) ke dalam spongiosel. Air digerakkan oleh flagelata yang terdapat pada koanosit. Selanjutnya, air dialirkan ke dalam vakuola yang terdapat di pangkal koanosit untuk dicerna.  Bahan makanan yanga sudah dicerna akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh oleh sel amebosit. Sisa hasil pencernaan dikeluarkan ke spongiosel dan dibuang keluar tubuh memalui ostium.
3.      KLASIFIKASI PORIFERA
 Kelas Calcarea
a. Rangkanya berspikula kapur
 b. Koanositnya besar
 c. Biasanya hidup di laut dangkal
Contoh-contoh dari kelas ini adalah Scypha, Leucosolenia, Cerantia, Ceranthrina, dan Sycon gelatinosum 
Kelas Hexactinellida
a. Rangkanya berspikula kersik
b. Kebanyakan hidup di laut dalam
 Contoh-contohnya : Euplectella, Hyalonema, Pheronema 
Kelas Demospongia
 a. Umumnya tidak berangka, yang berangka rangkanya terdiri dari zat kersik atau spongin
atau campuran keduanya.
 b. Hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan industry spon
 c. Ada species yang tidak dapat bergerak
 d. Hidup di laut dangkal Contoh-contohnya : Euspongia mollisima, Hypospongia equine, Haliclona, spongilla corteri



4.       1. Keuntungan
Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor.
Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci, sedangkan Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.
Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker, sedangkan obat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
2. Kerugian
      Secara umum kerugian porifera terhadap manusia sangat kecil, mungkin salah satu contoh kerugian yang ditimbulkan porifera   karena dapat hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram di peternakan tiram.



Sistem Sirkulasi


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah.
Fungsi sistem ini adalah menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan, mentranspor nutrien dan oksigen ke semua sel, mentranspor produk-produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya.
Dari beberapa uraian di atas mengenai system sirkulasi secara umum, maka untuk mengetahui lebih spesifik mengenai system sirkulasi terutama pada system sirkulasi hewan, maka dilakukan penelitian ini.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Sistem Sirkulasi ?
2.      Bagaimana Sistem Sirkulasi pada  hewan dan manusia?
3.      Sebutkan gangguan – gangguan peredaran darah pada manusia ?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui pengertian Sistem sirkulasi
2.      Menganalisis  sistem sirkulasi hewan dan manusia
3.      Mengetahui gangguan – gangguan pada peredaran darah manusia



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.     Defenisi  Sistem  Sikulasi
sistem sirkulasi adalah system yang berfungsi  menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan, mentranspor nutrien dan oksigen ke semua sel, mentranspor produk-produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya.
B.     Sistem Sirkulasi pada Hewan
Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :
Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.
Sistem peredaran darah terbuka : jika dalam peredaran-nya darah tidak selalu berada di dalam pembuluh.
Misal : Arthropoda
Sistem peredaran darah tertutup : jika dalam peredaran-nya darah selalu berada di dalam pembuluh.
Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata.
1. Porifera

Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh oleh amoebosit.
2. Hydra
Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencerna dan juga berfungsi sebagai sirkulasi.



3. Platyhelminthes
Sel mesenkim berrfungsi membantu distribusi makanan yang telah dicernakan. Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut, misal pada Planaria.
4. Annelida
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).
Arah aliran darah :
Lengkung aorta
à pembuluh ventral à kapiler (seluruh jaringa tubuh) à pembuluh dorsal à lengkung aorta (pembuluh jantung).
Oksigen diabsorbsi melalui kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal. Pertukaran darah terjadi paad kapiler. Darah cacing tanah mengandung haemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.
5. Mollusca
Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa).
6. Arthropoda
Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa.
Arah aliran darah :
Bila jantung pembuluh berdenyut maka hemolimfe mengalir melalui arteri
àke rongga tubuh  jaringan tubuh tanpa àmelalui kapiler  jantung pembuluh melalui ostium.
Fungsi hemolimfa adalah mengedarkan zat makanan ke sel-sel. Hemolimfe tidak mengandung haemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen dan darah tidak berwarna merah. O2 dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea.
7. Pisces
Jantung ikan terdiri :
- 2 ruang : meliputi 1 atrium (serambi) dan 1 ventrikel (bilik)
- Sinus venosus : yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior.

Arah aliran darah :
Darah dari jantung keluar melalui aorta ventral menuju insang. Di insang aorta bercabang menjadi arteri brankial dan akhirnya menjadi kapiler-kapiler (terjadi pertukaran gas yaitu pelepasan CO2 dan pengambilan O2 dari air. Dari kapiler insang darah mengalir ke aorta dorsal, kemudian ke kapiler seluruh tubuh untuk memberikan O2 dan sari makanan serta mengikat CO2 . Selanjutnya darah kembali ke jantung melalui vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior.

Peredaran ikan termasuk peredaran darah tunggal (dalam satu kali peredarannya, darah melalui jantung satu kali).
8. Amphibia
Jantung katak terdiri :
- 3 ruang : 2 atrium dan 1 ventrikel
- Sinus venosus : menampung darah dari pembuluh
besar yang akan masuk ke atrium kanan.
Arah aliran darah :
Darah yang kaya O2 dari paru-paru dan kulit masuk ke atrium kiri. Darah yang miskin O2 masuk ke atrium kanan dengan perantaraan sinus venosus. Dari atrium darah masuk ke ventrikel sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan darah yang miskin O2 . Dari ventrikel darah yang kaya O2 dipompa ke jaringan tubuh dan pada saat darah yang miskin O2 dialirkan ke paru-paru ke kulit untuk memperoleh O2.
Peredaran darah katak termasuk peredaran darah ganda (dalam satu kali peredarannya, darah melewati jantung 2 kali).
9. Reptilia
Jantung reptilia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
- 2 atrium : – 1 atrium dekster (serambi kanan)
– 1 atrium sinister (serambi kiri)
- 2 ventrikel : – 1 ventrikel dekster (bilik kanan)
– 1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan belum sempurna.
Peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda.
Pada buaya, sekat ventrikel terdapat suatu lobang yang disebut foramen panizzae yang memungkinkan pemberian O2 ke alat pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu penyelam di air.
10. Aves
Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
- 2 atrium : – 1 atrium dekster (serambi kanan)
– 1 atrium sinister (serambi kiri)
- 2 ventrikel : – 1 ventrikel dekster (bilik kanan)
– 1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin O2 . Peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda.



11. Mamalia
Jantung mamlia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
- 2 atrium : – 1 atrium dekster (serambi kanan)
– 1 atrium sinister (serambi kiri)
- 2 ventrikel : – 1 ventrikel dekster (bilik kanan)
– 1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin O2 . Peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda.
C. Sistem Sirkulasi pada manusia
A. KOMPONEN SISTEM PEREDARAN DARAH
I. DARAH
Pengertian darah
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah ( eritrosit ), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah ( trombosit ).
Komposisi plasma dalam darah sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah dan trombosit sekitar 45 %
Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat di pisahkan melalui prosedur yang di sebut sentrifugasi.
Fungsi darah :
1. Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh
2. Mengangkut sari-sari makanan keseluruh tubuh
3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme, seperti karbon dioksida, urea,dan asam laktat kealat ekskresi.
1. Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ketempat yang membutuhkan.
2. Mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh, melawan bibit penyakit serta melakukan mekanisme pembekuan darah.
3. a. Plasma darah
Pada manusia, plasma darah mengandung sekitar 92 % air, 8 % protein,dan senyawa organik lainnya.selain itu juga garam anorganik, terutama Nacl.
Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga dengan sendirinya jumlah nya dalam tubuh akan diatur.


b. Sel-sel darah
Sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Sel-sel darah tidak terbelah, melainkan langsung di ganti oleh sel-sel baru dari sum-sum tulang belakang.
Ada tiga macam sel-sel darah yaitu :
1. Eritrosit ( Sel darah merah )
ـ Eritrosit berbentuk pipih dengan garis tengah 7,5cm, eritrosit cekung dibagian tengahnya ( bikonkaf ) dan tidak berinti. ( Istamar syamsuri,dkk.2006 ).
ـ Warna eritrosit tergantung pada hemoglobin. Hemoglobin berfungsi mengikat oksigen ( O2 ), jika hemoglobin mengikat O2, maka eritrosit akan berwarna merah, jika O2 telah di lepaskan maka warnanya menjadi merah kebiruan.
ـ Proses Pembentukan eritrosit di sebut eritropoiesis.
ـ Sel yang dapat membentuk eritrosit adalah hemositoblas ( sel batang mieloid ) yang mampu berkembang menjadi berbagai sel dara. Dalam keadaan normal, eritrosit bertahan selama rata-rata 120 hari. Saat sel menua, membran sel rapuh dan pecah. Eritrosit tua dimusnahkan diorgan limpa ( lien ) dan hati.
ـ Jumlah Eritrosit bervariasi, tergantung jenis kelamin, usia dan ketinggian tempat tinggal seseorang. Konsentrasi eritrosit pada laki-laki normal adalah : 5,1-5,8 juta permililiter kubik darah, dan pada wanita normal 4,3-5,2 juta permililieter kubik darah.
2. Leukosit ( sel darah Putih)
- Terdapat enam jenis leukosit dalam darah yaitu neutrofil, eosinofil, basofil monosit, limfosit dan sel plasma. Neotrofil, eosinofil, dan basofil memiliki granula-granula sehingga sering disebut granulosit. Sedangkan limfosit dan monosit di sebut agranulasit ( tidak bergranula ).
- Bahan-bahan yang di perlukan untuk membentuk leukosit adalah uitamin dan asam amino seperti hal nya sel-sel lainnya.
- Orang dewasa memiliki sekitar 4.800-10.800 leukosit permililiter kubik darah, terdiri dari 62% neutrofil, 2.3% eosinofil, 0,4 % basofil, 5,3 % monosit, dan 30 % limfosit.
- Masa hidup leukosit berbeda-beda, granulosit sekitar 12 jam, monosit sulit dinilai karena selalu mengembara, tetapi diduga selama beberapa minggu atau bulan, limsofit umumnya bertahun selama 100-300 hari.
3. Trombosit ( keping-keping darah )
ـ Trombosit berguna untuk menggumpalkan darah
ـ Masa hidup trombosit sekitar 8-10 hari, setelah itu keping darah akan dibawah kelimpa untuk di hancurkan.
ـ Jumlah keping darah adalah 150 ribu 0 400 ribu per mm3 darah.
c. Mekanisme Penggumpalan Darah
Pembekuan darah terjadi dalam tiga tahap yaitu :
1. Jaringan luka papar ke darah, trombosit akan menempel ke kologen jaringan dan mengeluarkan zat-zat yang membuat trombosit saling berdekatan dan menempel.
2. Trombosit akan membentuk sumbat yang memberi perlindungan darurat sehingga terjadi kehilangan darah.
3. Pembentukan benang-benang fibrin.
ـ Faktor penggumpalan darah dari trombosit bercampur dengan faktor penggumpalan darah dari plasma darah.
ـ Tronbin akan mengkatalisis perubahan nibrinogan menjadi benang-benang fibrin.
d. Penggolongan darah
Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka terhadap penggumpalan darah ( aglutinasi ).
2. Aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinansi sel misalnya anti bodi. Dr.karl landsteiner seorang ahli imunologi dan patologi berkebangsaan Autria ( 1868-1943 ), dan Julius Donath adalah penemu perbedaan antigean dan antibodi dalam sel darah manusia.
Golongan darah sistem A B ODalam sistem ini darah digolongkan dalam 4 macam yaitu : A, B, AB,dan O.Apabila pada sel darah merah seorang tidak terdapat anglutinogen A atau pun B maka darah di golongkan O, jika hanya terdapat anglutinogen A darah di golongkan A, dan jika hanya terdapat anglutinogen B darah di golongkan B, dan jika terdapat anglutinogen A dan B darah digolongkan AB.
Golongan darah sistem Rhesus.
Golongan darah sistem Rhesus didasarkan atas ada dan tidaknya anglutinogen Rhesus ( Rh ) yang disebut juga faktor Rhesus.
1. e. Transfusi darah
pada Transfusi darah orang yang menerima darah disebut resipien pada pemberi darah disebut donor. Sel darah yang diberikan kepada resipien adalah senyawa protein.
Pada umumnya Transfusi dilakukan pada orang dalam kondisi :
ـ Orang mengalami kecelakaan
ـ Tubuh terbakar.
ـ Orang yang kekurangan darah akut
ـ Orang yang mengidap penyakit kronis.
II. PEMBULUH DARAH
Pada abad ke 17 seorang ahli fisiologi dari inggris, ya’ni William Harvey ( 1578 – 1657 ), dari hasil percobaannya dan berbagai percobaan ahli lain ditemukanlah pembuluh balik ( vena ).
Tiga puluh tahun kemudian seorang ahli anatomi italia Marcello Malpighi. Berhasil menemukan pembuluh darah kapiller.
Pembuluh Nadi ( Arteri )
Pembuluh nadi adalah pembuluh yang membawah darah dari jantung dan umumnya mengandung banyak oksigen.
Pada saat jantung berkontraksi ( sisto ) darah akan keluar dari bilik menuju pembuluh nadi.
Pembuluh ini tebal, elastis, dan memiliki sebuah kutup ( Valvula semilunris ) yang berada terdapat diluar jantung.

Ada dua pembuluh nadi yang dilewati darah yaitu :
Pembuluh nadi besar ( aorta ).
Aorta adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik kiri jantung menuju keseluruh tubuh.
Pembuluh nadi paru-paru ( arteri palmonalis ).
Pembuluh nadi paru-paru adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik kanan menuju paru-paru ( pulmo ).
Pembuluh Balik ( Vena )
Pembuluh balik adalah : Pembuluh yang membawa darah kembali kejantung, yang umumnya mengandung karbondioksida.
Pada saat jantung berelaksasi ( Diastol ), darah dari tubuh dan paru-paru akan masuk ke jantung melalalui vena.
Vena diselubungi oleh otot rangka dan memiliki sebuah katup yaitu Valvula Semilunaris.
Pembuluh balik yang masuk ke jantung adalah sebagai berikut :
1. Vena Kava
Vena kava bercabang-cabang menjadi pembulu yang lebih kecil yaitu vena. Ada dua macam vena kava, yaitu vena kava superior dan vena kava inferior.
ـ Vena kava superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian atas tubuh ( kepala, leher, keserambi kanan jantung.
ـ Vena kava inferior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian tubuh lainnya dan anggota badan bawah tubuh keserambi kanan jantung.
Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru keserambi kiri jantung.
III. JANTUNG.
Jantung terletak didalam rongga dada serta terbungkus oleh Parikardia. Parikardia terdiri dari dua lapis yaitu :
ـ Lamina pariestalis ( sebelah luar ), dan
ـ Lamina viseralis ( menempel di dinding jantung. )
Diantara kedua lapis tersebut terdapat kavum parikardia yang berisi cairan pirikardia.
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu : dua serambi ( atrium ) dan dua bilik (ventrikel).
Jantung dibentuk terutama oleh tiga jenis otot jantung ( miokardia ) yaitu, otot serambi, otot bilik , serta serabut otot perangsang dan pengantar khusus.
Detak Jantung
Detak jantung setiap orang berbeda-beda tergantung pada usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktifitas seorang. Pada saat duduk, denyut nadi seseorang 72 permenit. Tetapi pada saat berdiri denyut nadi mencapai 83 permenit.

Pada anak-anak, denyut nadi nya lebi cepat dibandingkan orang dewasa. Orang terkejut denyut nadinya menjadi lebih cepat.

B. PEREDARAN DARAH MANUSIA.
Ada dua macam peredaran darah dalam tubuh manusia yaitu :
1. Peredaran darah kecil.
Adalah peredaran darah dibilik kanan jantung menuju paru-paru melewati arteri pulmonalis dan kembali ke serambi kiri jantung melewati vena pulmonalis.
2. Peredaran darah besar
Adalah peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh melalui aorta dan akhirnya kembali ke serambi kanan jantung melalui vena kava.
Oleh karena pada manusia terdapat kedua macam peredaran darah tersebut, maka manusia di katakan memiliki peredaran darah ganda.
         
           


BAB III
METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini kami hanya melakukan penelitian kepustakaan, yakni dengan mengakaji semua pembahasan tentang sistem sirkulasi pada literatur yang ada baik pada buku – buku pelajaran dan media internet.



BAB IV
PEMBAHASAN

Organ Vital Pada Sistem Sirkulasi
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi Jantung
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena besar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

JANTUNG BAGIAN DALAM
JANTUNG BAGIAN LUAR

Pasokan Darah ke Jantung
Otot jantung (miokardium) sendiri menerima sebagian dari sejumlah volume darah yang mengalir melalui atrium dan ventrikel suatu sistem arteri dan vena (sirkulasi koroner) menyediakan darah yang kaya akan oksigen untuk miokardium dan kemudian mengembalikan darah yang tidak mengandung oksigen ke dalam atrium kanan.
Arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri merupakan cabang dari aorta; vena kardiak mengalirkan darah ke dalam sinurskoroner, yang akan mengembalikan darah ke dalam atrium kanan.
Sebagian besar darah mengalir ke dalam sirkulasi koroner pada saat jantung sedang mengendur diantara denyutnya (selama diastol ventrikuler).
1. Jantung
Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma. Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2 lembar :
a. lamina panistalis di sebelah luar
b. lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung

Jantung memiliki katup atrioventikuler (valvula bikuspidal) yang terdapat di antara serambi dan bilik jantung yang berfungsi mencegah aliran dari bilik keserambi selama sistol dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) yang berfungsi mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kiri ke bilik selama diastole.
Di dekat sel/jaringan terdapat suatu susunan kapiler yang merupakan ‘ujung’ dari arteri/vena. Di kapiler ini terjadi pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon dan bahan lainnya dari pembuluh darah ke jaringan/sel dan sebaliknya dari jaringan/sel ke pembuluh darah.
Untuk menyesuaikan dengan keadaan tubuh, pembuluh darah dapat melebar dan menyempit yang biasa disebut dengan dilatasi (melebar) dan konstriksi (menyempit). Hal ini dapat terjadi Karena pada lapisan dinding pembuluh darah terdapat otot yang dapat berkontraksi dan ber-relaksasi.
Sistem saraf otonom mengatur pola peredaran darah. Pengaturan ini tidak dikendalikan oleh keinginan kita melainkan dapat berjalan secara otomatis sesuai dengan keadaan dan kebutuhan tubuh. Tekanan darah, kecepatan aliran darah dan jumlah denyut jantung per menit dapat diatur oleh sistem ini.
Zat kimia lain seperti hormon dan beberapa obat dapat mengatur peredaran darah. Misalnya adrenalin dapat meningkatkan denyut jantung. Contoh lainnya adalah kafein dalam kopi selain merangsang saraf pusat juga dapat meningkatkan denyut jantung.
PEMBULUH DARAH
Macam-macam pembuluh darah:
1. Arteri (pembuluh darah nadi), yaitu pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung.
Terdiri dari:
a. Arteri pulmonalis
Merupakan pembuluh nadi yang membawa darah menuju paru-paru
b. Aorta
Merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah menuju seluruh tubuh
Pada pangkal batang nadi terdapat klep berbentuk bulan sabit (Valvula semilunaris) yang berfungsi untuk menjaga aliran darah agar tetap searah

2. Vena (pembuluh darah balik), yaitu pembuluh darah yang membawa darah menuju ke jantung.
a. Vena Pulmonalis
yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru menuju ke jantung
b. Vena cava inferior
pembuluh darah yang membawa darah dari bagian bawah tubuh menuju jantung.
Vena cava superior
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atas tubuh menuju ke jantung

3. Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah halus, yang langsung berhubungan dengan jaringan tubuh. Pada pembuluh darah kapiler terdapat hubungan antara pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah vena.
Pembuluh darah kapiler tersusun atas satu lapis sel pipih satu lapisan.
Semua jaringan tubuh berhubungan langsung dengan kapiler darah, sehingga proses pertukaran menjadi lebih efisien.
Pertukaran material dalam pembuluh darah kapiler ke sel terjadi melalui mekanisme difusi, dan sistem transport aktif.
Aliran darah dalam kapiler lebih lambat sehingga memungkinkan proses pertukaran menjadi lebih efektif
a. Venule
Pembuluh darah kapiler dari vena
b. Arteriole

Peredarah darah tertutup
Peredaran darah yang terjadi dimana darah mengalir hanya melalui pembuluh darah, tanpa pernah langsung menembus sel-sel atau jaringan tubuh.

Peredaran darah ganda
Sistem peredaran darah manusia disebut sistem peredaran darah ganda, sebab sekali darah berdar melintasi jantung sebanyak dua kali.
Sistem peredaran ini dibedakan menjadi:
1. Sistem peredaran darah kecil (sistem peredaran paru-paru)
Merupakan sistem peredaran yang membawa darah dari jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung. Pada peristiwa ini terjadi difusi gas di paru-paru, yang mengubah darah yang banyak mengandung CO2 dari jantung menjadi O2 setelah keluar dari paru-paru.
Mekanisme aliran darah sebagai berikut:
Ventrikel kanan jantung –> Arteri pulmonalis –> paru-paru –> vena pulmonalis — atrium kiri jantung

2. Sistem peredaran darah besar (peredaran darah sistemik)
merupakan sistem peredaran darah yang membawa darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Darah yang keluar dari jantung banyak mengandung oksigen.
mekanisme aliran darah sebagai berikut:
Ventrikel kiri –> aorta –> arteri superior dan inferior –> sel / jaringan tubuh –> vena cava inferior dan superior –> atrium kanan jantung


3. Sistem peredaran portal
Sistem peredaran darah yang menuju ke alat-alat pencernaan menuju ke hati, sebelum kembali ke jantung. pembuluh darah portal berwarna coklat karena banyak mengandung nutrient.

 DARAH
Pengertian darah
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah ( eritrosit ), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah ( trombosit ).
Komposisi plasma dalam darah sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah dan trombosit sekitar 45 %
Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat di pisahkan melalui prosedur yang di sebut sentrifugasi.

Fungsi darah :
1. Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh
2. Mengangkut sari-sari makanan keseluruh tubuh
3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme, seperti karbon dioksida, urea,dan asam laktat kealat ekskresi.
1. Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ketempat yang membutuhkan.
2. Mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh, melawan bibit penyakit serta melakukan mekanisme pembekuan darah.

3. a. Plasma darah
Pada manusia, plasma darah mengandung sekitar 92 % air, 8 % protein,dan senyawa organik lainnya.selain itu juga garam anorganik, terutama Nacl.
Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga dengan sendirinya jumlah nya dalam tubuh akan diatur.

b. Sel-sel darah
Sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Sel-sel darah tidak terbelah, melainkan langsung di ganti oleh sel-sel baru dari sum-sum tulang belakang.
Ada tiga macam sel-sel darah yaitu :
1. Eritrosit ( Sel darah merah )
ـ Eritrosit berbentuk pipih dengan garis tengah 7,5cm, eritrosit cekung dibagian tengahnya ( bikonkaf ) dan tidak berinti. ( Istamar syamsuri,dkk.2006 ).
ـ Warna eritrosit tergantung pada hemoglobin. Hemoglobin berfungsi mengikat oksigen ( O2 ), jika hemoglobin mengikat O2, maka eritrosit akan berwarna merah, jika O2 telah di lepaskan maka warnanya menjadi merah kebiruan.
ـ Proses Pembentukan eritrosit di sebut eritropoiesis.
ـ Sel yang dapat membentuk eritrosit adalah hemositoblas ( sel batang mieloid ) yang mampu berkembang menjadi berbagai sel dara. Dalam keadaan normal, eritrosit bertahan selama rata-rata 120 hari. Saat sel menua, membran sel rapuh dan pecah. Eritrosit tua dimusnahkan diorgan limpa ( lien ) dan hati.
ـ Jumlah Eritrosit bervariasi, tergantung jenis kelamin, usia dan ketinggian tempat tinggal seseorang. Konsentrasi eritrosit pada laki-laki normal adalah : 5,1-5,8 juta permililiter kubik darah, dan pada wanita normal 4,3-5,2 juta permililieter kubik darah.

2. Leukosit ( sel darah Putih)
- Terdapat enam jenis leukosit dalam darah yaitu neutrofil, eosinofil, basofil monosit, limfosit dan sel plasma. Neotrofil, eosinofil, dan basofil memiliki granula-granula sehingga sering disebut granulosit. Sedangkan limfosit dan monosit di sebut agranulasit ( tidak bergranula ).
- Bahan-bahan yang di perlukan untuk membentuk leukosit adalah uitamin dan asam amino seperti hal nya sel-sel lainnya.
- Orang dewasa memiliki sekitar 4.800-10.800 leukosit permililiter kubik darah, terdiri dari 62% neutrofil, 2.3% eosinofil, 0,4 % basofil, 5,3 % monosit, dan 30 % limfosit.
- Masa hidup leukosit berbeda-beda, granulosit sekitar 12 jam, monosit sulit dinilai karena selalu mengembara, tetapi diduga selama beberapa minggu atau bulan, limsofit umumnya bertahun selama 100-300 hari.

3. Trombosit ( keping-keping darah )
ـ Trombosit berguna untuk menggumpalkan darah
ـ Masa hidup trombosit sekitar 8-10 hari, setelah itu keping darah akan dibawah kelimpa untuk di hancurkan.
ـ Jumlah keping darah adalah 150 ribu 0 400 ribu per mm3 darah.

c. Mekanisme Penggumpalan Darah
Pembekuan darah terjadi dalam tiga tahap yaitu :
1. Jaringan luka papar ke darah, trombosit akan menempel ke kologen jaringan dan mengeluarkan zat-zat yang membuat trombosit saling berdekatan dan menempel.
2. Trombosit akan membentuk sumbat yang memberi perlindungan darurat sehingga terjadi kehilangan darah.
3. Pembentukan benang-benang fibrin.
ـ Faktor penggumpalan darah dari trombosit bercampur dengan faktor penggumpalan darah dari plasma darah.
ـ Tronbin akan mengkatalisis perubahan nibrinogan menjadi benang-benang fibrin.
d. Penggolongan darah
Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka terhadap penggumpalan darah ( aglutinasi ).
2. Aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinansi sel misalnya anti bodi. Dr.karl landsteiner seorang ahli imunologi dan patologi berkebangsaan Autria ( 1868-1943 ), dan Julius Donath adalah penemu perbedaan antigean dan antibodi dalam sel darah manusia.
Golongan darah sistem A B ODalam sistem ini darah digolongkan dalam 4 macam yaitu : A, B, AB,dan O.Apabila pada sel darah merah seorang tidak terdapat anglutinogen A atau pun B maka darah di golongkan O, jika hanya terdapat anglutinogen A darah di golongkan A, dan jika hanya terdapat anglutinogen B darah di golongkan B, dan jika terdapat anglutinogen A dan B darah digolongkan AB.
Golongan darah sistem Rhesus.
Golongan darah sistem Rhesus didasarkan atas ada dan tidaknya anglutinogen Rhesus ( Rh ) yang disebut juga faktor Rhesus.
1. e. Transfusi darah
pada Transfusi darah orang yang menerima darah disebut resipien pada pemberi darah disebut donor. Sel darah yang diberikan kepada resipien adalah senyawa protein.

Pada umumnya Transfusi dilakukan pada orang dalam kondisi :
ـ Orang mengalami kecelakaan
ـ Tubuh terbakar.
ـ Orang yang kekurangan darah akut
ـ Orang yang mengidap penyakit kronis.





BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi  menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan, mentranspor nutrien dan oksigen ke semua sel, mentranspor produk-produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya
2.      Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :
Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.
Sistem peredaran darah terbuka : jika dalam peredaran-nya darah tidak selalu berada di dalam pembuluh.
Misal : Arthropoda
Sistem peredaran darah tertutup : jika dalam peredaran-nya darah selalu berada di dalam pembuluh.
Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata
Ada dua macam peredaran darah dalam tubuh manusia yaitu :
1. Peredaran darah kecil.
Adalah peredaran darah dibilik kanan jantung menuju paru-paru melewati arteri pulmonalis dan kembali ke serambi kiri jantung melewati vena pulmonalis.
Peredaran darah besar
Adalah peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh melalui aorta dan akhirnya kembali ke serambi kanan jantung melalui vena kava.
Oleh karena pada manusia terdapat kedua macam peredaran darah tersebut, maka manusia di katakan memiliki peredaran darah ganda.
3.      1. Hemofili : darah sukar membeku akibat faktor keturunan (genetis).
2. Anemia : penyakit kurang darah, akibat kandungan Hb rendah, kurangnya eritrosit atau menurunnya volume darah dari normal.
3. Polistemia : kelebihan eritrosit akibat meningkatnya viskositas (kekentalan) darah.
4. Leukimia : kanker darah, akibat bertambahnya leukosit yang tidak terkendali.
5. Leukopenia : menurunnya jumlah leukosit karena infeksi kuman tifus sehingga eritrosit dapat menurun hingga 3000 per mm3.
6. Thalasemia : rendahnya daya ikat eritrosit terhadap O2 karena kegagalan pembentukan haemoglobin (eritrosit pecah). Penyakit ini genetis.
7. Sklerosis : pengerasan pembuluh nadi akibnat endapan senyawa lemak atau zat kapur.
Aterosklerosis, bila endapannya lemak.
Arteriosklerosis, bila endapannya zat kapur.
8. Trombus & embolus : penyakit jantung yang disebabkan oleh penggumpalan di dalam arteri koroner.
9. Koronarialis : penyempitan arteri koroner pada jantung.
10. Varises : pelebaran pembuluh vena dan umumnya di bentis, sedang yang di anus disebut ameien (hemoroit).
11. Hipertensi : tekanan darah tinggi.
12. Hipotensi : tekanan darah rendah.
13. Eritroblastosis fetalis : penyakit kuning bayi, karena kerusakan darah bayi yang baru lahir akibat kemasukan aglutinin dari luar.
14. Blue baby : bayi warna biru waktu lahir akibat kelainan jantung (foramen ovale tidak menutup).
B.     Saran
            Saran yang dapat kami berikan adalah diharapkan kepada penelitian beikutnya lebih menambah pembahasan tentang system sirkulasi ini dengan lebih memperbanyak literatur atau buku sumber acuan.




DAFTAR PUSTAKA

DA. Pratiwi, Sri maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S.
Penerbit : Erlangga 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI.Jilid 2 Jakarta. Penerbit Erlangga.
Istamar Syamsuri, dkk.2006.Biologi untuk SMP Kelas VIII
Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Anonim.2009. http://slemgaul.wordpress.com. sistem-sirkulasi-pada-hewan-dan-manusia
Anonim.2009.http://www.bacaanonline.com/sistem-peredaran-darah-hewan