1. Pengertian
Chondrichthyes adalah spesies ikan memiliki kerangka
bertulang rawan dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas
itu berkembang setelahnya.
2. Ciri Khusus
Vertebrata kelas Chondrichthyes, hiu dan kerabatnya
disebut ikan bertulang rawan karena mereka memiliki endoskeleton yang relatif
lentur yang terbuat dari tulang rawan bukan tulang keras. Rahang dan sirip
berpasangan berkembang dengan baik pada ikan bertulang rawan. Subkelas yang
paling besar dan paling beraneka ragam terdiri dari hiu dan ikan pari. Subkelas
kedua terdiri atas beberapa lusin spesies ikan tidak umum yang disebut chimaera atau ratfish. Chondrichthyes
memiliki kerangka bertulang rawan dan kerangka bertulang rawan yang merupakan
karakteristik kelas itu berkembang setelahnya [1]
Ikan hiu dan ikan pari
terbesar adalah para pemakan-suspensi yang memangsa plankton. Namun demikian
sebagian besar hiu adalah karnivora yang menelan mangsanya secara utuh atau
menggunakan rahang dan geliginya yang sangat tajam untuk menyobek daging dari
hewan yang terlalu besar untuk ditelan sekaligus. Geligi hiu kemungkinan
berkembang dari sisik yang bergerigi yang menutupi kulit kasarnya. [2]
Otak dan organ–organ sensori dibungkus dan
dilindungi oleh kondrokranium. Di bawahnya ada skeleton visceral yang terdiri
dari rahang bawah dan lengkung-lengkung insang. Otot-otot diseluruh tubuh
secara terartur bersegmen (metamerik) disebut mioto. Otot-otot itu
bermodifikasi di kepala dan apendiks. Rahang tertutup dengan gigi. Faring terbuka lateral ke dalam 5
pasang celah insang. Esophagus, di sebelah posterior faring, terus bersatu
dengan bagian karial lambung, terus ke bagian pilorik lambung, lalu berkelok ke
depan membentuk huruf U. terus ke duedonium,
lalu usus yang berkatup spiral, akhirnya ke rectum dan kloaka. Celah insang
yang terkhir mengandung semibranch
pada dinding anterior. Celah-celah insang lainnya baik dinding anterior maupun
posterior mempunyai setengah insang. Di samping itu ada sisa insang yang disebut pseudobranch
pada tiap spirakulum. Pseudobranch adalah sepasang celah insang pertama dari 6
pasang insang pada waktu embrio. Air masuk melalui mulut, melewati faring, lalu
keluar melewati celah-celah insang.[3]
Pada sistem sirkulasi
jantung hanya mempunyai satu atrium
dorsal (aurikel) yang menerima darah dari sinus venosus, dan satu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah
selanjutnya menuju aorta ventral yang
lalu bercabang-cabang menjadi 5 buah arteri branchial efferent.
Kapiler-kapiler lalu bersatu membentuk aorta
dorsalis, dari sini darah masuk ke dalam seluruh tubuh. Darah vena lalu
kembali melalui 2 buah saluran cuvier
dan masuk ke dalalm sinus venosus.
Saluran cuvier itu bermuara dalam sinus
venosus melalui vena cardinal
anterior dan vena cardinal posterior.
Fertilisasi internal ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut clasper. Yang betina mempunyai 2 ovarium
di dekat ujung anterior kavum abdominal. Telur yang masak melepaskan diri,
menembus selaput ovarium, dan masuk ke dalam selom. Telur itu lalu ditarik
masuk ke dalam ostium, terus ke
oviduk menjadi uterus, hiu jantan memepunyai testis spermarozoa mencapai
saluran wolf melalui vas eferen yang banyak jumlahnya.[4]
Rangkanya bertulang rawan. Notokorda,
yang ada pada yang muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan.
Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat
tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama
sebelum mereka lemas.Karena tidak
memiliki sumsum
tulang, sel darah merah diproduksi di limpa dan jaringan
khusus di kelaminnya. mereka juga
menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya ditemukan pada ikan
bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ
epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali,
grup yang sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini.Chondrichthyes terdiri dari Fosil hidup
Seperti hiu.[5]
Chondrichthyes menunjukkan suatu perkembangan kemajuan bila
dibandingkan dengan cyclostomata dalam hal, adanya sisik yang meliputi tubuh,
terdapat sepasang pida lateralis, adanya geraham yang dapat digerakkan bersendi
pada tulang cranium, memiliki gigi yang dilapisi email pada rahang, terdapat
tiga bagian saluran setengah lingkaran pada alat , sepasang alat reproduksi dan
saluran-salurannya.[6]
Sisik adalah bagian tubuh
luar dan merupakan ciri sangat penting baik untuk ikan tulang keras maupun ikan tulang rawan. Sisik umumnya sebagai pelindung dan
penutup tubuh. Berdasarkan asal, struktur dan fungsi
sedemikian bervariasi sehingga sisik merupakan hal yang penting
dalam klasifikasi. Kulit ikan hiu atau ikan karang terasa seperti amplas (amril)
karena banyak sisik-sisik kecil yang tertanam pada kulit.
Sisik ini dikenal sebagai sisik bertipeplakoid dan strukturnya sama dengan struktur gigi. Setiap sisik tersusun dari
lempengan tulang di bagian basal, menuju ke atas menembus
kulit kemudian mengarah ke belakang membentuk tonjolan seperti
duri yang tersusun dari dentin. Seperti pada gigi, disana ada lubang
pusat (pulpa), dimana terdapat banyak saluran darah.spina ditutupi oleh lapisan
yang lebih keras, dipercayai terbuat dari bahan sama dengan.[7]
Jenis jari-jari
sirip dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu jari-jari keras dan lemah.
Jari-jari tidak beruas-ruas, pejal (tidak berlubang) dan tidak dapat
dibengkokkan. Biasanya
jari-jari keras ini berupa duri ayau patil dan merupakan
alat untuk mempertahankan diri
bagi
ikan. Jumlah jari-jari keras dinotasikan
huruf romawi (I,II,II,…). Jari-jari lemas biasanya
bening, seperti tulang
rawan, mudah dibengkokkan dan berua-ruas. Bentuknya
berbeda-beda tergantung
pada jenis ikan, jari-jari lemah ini mungkin sebagian mengeras,
salah satu
bergerigi, bercabang atau satu sama lain berhimpitan. Jumlah jari-jari lemah
dinotasikan dengan angka biasa
[1]
Ibid.
h. 255.
[2]
Ibid.
[3]
Djarubito, Zoologi
Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1989).h. 185.
[4] Ibid. h. 186.
[5] Chondrichthyes “Special
FundraiserLanding”, http://
Wikimedia.org. h. 1 ( Diakses tanggal 27
Oktober 2011 ).
[6] Jasin, Zoologi Dasar, (Jakarta: Sinar Wijaya, 1999).h. 42.
[7] Chondrichthyes
“Makalahchondrichthyes”, http:// file://kelaschonrichtyes.htm. h. 4
( Diakses
tanggal 27 Oktober 2011 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar