Selasa, 25 November 2014

Lintas Pegunungan Latimojong 3478 Mdpl

Pendakian ini dilakukan pada tanggal 25 Oktober hingga 29 Oktober 2014 dalam rangka memperingati harlah Pramuka UIN Alauddin makassar dan peringatan sumpah pemuda 28 oktober, pada pendakian ini tim melakukan pendakian berbagai puncak atau lintas pegunungan latimojong.




Pegunungan Latimojong merupakan pegunungan yang berada di Sulawesi Selatan tepatnya berada di daerah administratif Kabupaten Enrekang.  Latimojong mempunyai 7 puncak, yakni buntu sinaji 2.430 mdpl, buntu sikolong 2.754 mdpl, buntu rante kambola 3.083 mdpl, buntu rante mario 3.478 mdpl, buntu nene mori 3.097 mdpl, buntu bajaja 2.700 mdpl dan buntu latimojong 2.800 mdpl.  

Berangkat dari makassar pada tanggal 25 oktober 2014, sekitar pukul 20.00, kemudian tiba di pusat kota Enrekang sekitar pukul 02.00 dini hari, kita masih harus melanjutkan perjalanan ke dusun banca rumah senior sekitar pukul 09.00 kami tiba di dusun banca kec.baraka, setelah beristirahat beberapa jam kami masih harus melanjutkan perjalan ke point starting jalur trakcing menuju puncak tertinggi latimojong, sekitar pukul 15.30 perjalanan dilanjutkan menuju desa latimojong yang terdiri atas tiga dusun yaitu rante lemo, angin-angin dan dusun terakhir yang merupakan point starting dusun karangan.  Dengan menggunakan sepeda motor kita melalui jalanan terjal mendaki dan berlubang, biasanya jika kondisi hujan medan sangat sulit dilalui sepeda motor, hanya dapat dijangkau oleh mobil hard top/jeep, itu pun hanya sampai di dusun rante lemo, tapi kondisi masih kemarau jalan kering berabu. Tapi semuanya terbayar dengan pemandangan disebelah kiri dan kanan terlihat perkebunan warga yang indah.




Starting point dusun karangan

Sekitar pukul 18.00, tim tiba di dusun terakhir yang merupakan titik start, pendakian, kami menginap sementara di rumah warga, warga dusun karangan sangat ramah dan baik menawarkan penginapan di rumah mereka, kami berencana menginap dan mulai pendakian besok pagi. Pukul 08.00 tim sudah siap tapi sebelum jalan kami melakukan registrasi di rumah kepala dusun karangan, disamping itu kami juga menanyakan track menuju ke pos 1 karena banyak percabangan yang akan kita lewati menuju pos 1, kepala dusun hanya mengistruksikan mencari dan bertanya kepada warga setempat yang berada di kebun dan ladangnya.

Tim mulai perjalanan dengan penuh rasa percaya diri dan keyakinan besar, melewati perkebunan kopi, warga jalan mulai menanjak dan menurun, melewati sungai-sungai kecil, terlihat juga perkebunan warga di lereng-lereng gunung yang terjal. sekitar 2 jam perjalanan tim mulai sedikit resah dengan ketidakjelasan jalur menuju pos 1 ditambah dengan tidak ada satupun warga yang berada di kebun mereka yang hendak kami tanya jalur menuju ke pos 1, hingga kebingungan itu memuncak ketika tim dihadapkan pada jalan yang bercabang 3, tidak ada satupun warga ataupun pendaki lain yang terlihat, akhirnya kami berunding sejenak  dan memutuskan memilih jalur ke kanan kami semua sepakat melanjutkan perjalanan, dan diluar kesadaran itu ternyata jalur yang kami pilih itu adalah jalur lintas puncak, bukan jalur umum untuk menuju puncak tertinggi latimojong, tim tidak pernah merasa ragu dan terus berjalan dengan penuh semangat dan keyakinan besar, meskipun jalur yang kami pilih ini sebenarnya adalah jalur lintas, yang membawa tim pada keadaan yang sangat sulit karena segala persiapan dan referensi tentang letak titik air dan tempat camp tentu berbeda.

Diantara kami memang ada yang tidak yakin akan jalur ini, karena referensi tentang kondisi jalur  dan estimasi waktu yang diperlukan menuju pos sudah tidak sesuai dengan yang tim jalani sekarang, setelah berjalan sekitar 3 jam kami tiba di pos 1 dan melanjtkan ke pos 2, tiba di pos 2 menurut informasi perjalanan disini ada sungai dan batu besar, sementara pos 2 yang kami dapat ini tidak ada sama skali pertanda air, masih dengan penuh percaya diri dan semangat besar tim masih yakin, dan sebagian dari kami sudah menyatakan kita salah jalur, tapi karena rasa solid dan percaya diri, tim kemudian melanjutkan lagi perjalanan ke pos berikutnya, dan masih yakin jalur yang kami lalui masih benar, dan mencoba menyalahkan referensi yang kami dapat meskipun sebenarnya kesalahan terbesar terdapat pada kami.




Perjalan kami lanjutkan menuju pos 3, masih mencoba yakin dengan jalur yang kami pilih ini, melewati hutan lumut yang begitu lebat, jalur yang ditumbuhi lumut pertanda jalur ini jarang dilalui, tidak ada bonus jalur yang dilalui terus menanjak, tidak ada jalur datar apalagi menurun, 
kondisi jalur dan estimasi waktu menurut informasi sudah mulai kami lupakan, tim masih penuh semangat. hari sudah mulai siang, sekitar pukul  13.00 tim tiba di pos 3, beristirahat sejenak, persedian air semakin sedikit dan habis,

Tidak lama beristirahat melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya, matahari mulai tergelincir, suhu semakin terasa dingin, sesekali kabut akibat embun sembari menusuk kulit dan terasa perih di hidung itulah kondisi buruk yang mulai kami rasakan, Tiba di pos 4, tim semakin merasakan kekurangan cairan dalam tubuh tenggorokan semakin kering, yang ada hanya makanan, makan tanpa minum sungguh tidak nikmat, kami mulai kehabisan air perjalanan sari pos 3, tim masih memiliki harapan adanya sumber air di pos 5 berdasarkan informasi, tapi sebagian sudah tidak yakin lagi karena jalur yang kami lewati bukan jalur umum, dan itu memang benar, dan lagi semua anggota tim masih semangat dan yakin, meskipun kondisi mulai memburuk.

Hari semakin sore, perjalanan menuju pos 5 semakin terasa berat karena faktor dehidrasi, udara dingin terasa semakin menusuk, masih melewati hutan lebat, sekitar pukul 17.00 perjalanan sampai suatu titik bukan pos 5 melainkan salah satu puncak latimojong yaitu puncak nene mori 3397 mdpl, tidak ada tanda-tanda sumber air, yang ada hanya pemandangan puncak lainnya, tim memang melewati jalur lintas bukan jalur umum menuju puncak tertinggi. Tidak beristirahat lama, kami melanjutkan perjalanan karena hari akan segera gelap, kami menuju pos 5 dipenuhi rasa lelah karena dehidrasi dan  bingung ujung dari perjalanan ini, tetapi masih penuh semangat.

puncak nene mori

Gelap dan tubuh kami merasakan kesulitan karena kedinginan dtambah rasa haus karena  1 hari kami berjalan tanpa minum, setelah tim berunding akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat menunggu pagi hari, kami tidak bisa mendirikan camp karena kondisi tempat kami yang sangat sempit dan tidak datar, tiga orang dari tim menuruni lembah mencari sumber air yang dari kejauhan mulai terdengar keberadaannya, namun hasilnya nihil malam ini tim harus survival.



Pagi hari tim melanjutkan perjalanan menuju pos 5,hanya ada ribon yang menjadi petunjuk perjalanan lintas kami, karena jalur tracking sudah tidak jelas lagi akibat pohon tumbang semak belukar dan lumut , melewati beberapa puncak, tim masih semangat tapi fisik tidak begitu baik, karena sudah sehari semalam makan tanpa air, berjalan terus melintasi puncak, hingga beberap jam tim tiba di pos 5, yang merupakan salah satu puncak latimojong, di puncak ini nampak dari kejauhan tempat camp pos 7 teman-teman pendaki  lain yang telah tiba yang melewati jalur pendakian menuju pucak tertinggi, semangat tim mulai terpacu lagi, dengan kondisi tubuh yang kritis tanpa air.

                                                                    Pos 5 lintas puncak

pos 7 dari kejauhan

Sekitar pukul 13.00, tim melanjutkan perjalanan menuju pos 6, awalnya langkah kami terasa ringan meskipun sebenarnya kondisi fisik kami semakin kritis karena sudah 2 hari tanpa air dan tim yakin akan mendapatkan sumber air yang berada di pos 7, tim kembali melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya, disinilah kondisi paling kritis yang kami alami, tubuh semakin lemah karena dehidrasi dan masih harus berjalan entah berapa lama lagi harus berjalan ke pos 7, anggota tim mulai terpisah jauh karena kondisi kami yang lemah, kondisi terparah kini hanya beberapa langkah kita berjalan kita harus berbaring lagi dan itu hampir semua kami rasakan, pandangan mulai gelap meskipun hari masih terang, tenggorokan kami serasa pahit karena kami harus makan untuk menahan lapar tanpa minum ditambah embun yang dingin menusuk tubuh, 

Akhirnya dua anggota tim yang masih terlihat kuat, berjalan lebih dulu untuk menuju pos 7 untuk mencari air, sementra anggota tim yang lain, berjalan dengan sisa tenaga yang hampir habis, anggota tim semakin jauh terpisah, diakibatkan kondisi semakin sulit, akhirnya setelah berjalan hampir 4 jam, sekitar pukul 16.00, 2  anggota dari tim kembali dan membawa air untuk semua anggota, akhirnya kami merasakan air setelah hampir 2 hari mengalami dehidrasi. Tiba di pos 7 bertemu dengan teman-teman pendaki lain dan langsung mendirikan camp. Dan keesokan hari dilaksanakan upacara sumpah pemuda bersama camata baraka, di pos 8 puncak rante mario.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar