LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI INVERTEBRATA
ANNELIDA
Di Susun Oleh :
Nama : Muhammad Aqsha
Nim : 60300110031
Kelompok : I ( satu )
Jurusan : Biologi (B1)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEREGI ALAUDDIN
MAKASSAR 2O11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filum Annelida mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai ruas-ruas sejati, seperti nereis, cacing tanah dan lintah. Annelida berasal dari bahasa latin annelus berarti cincin kecil-kecil dan oidos berarti bentuk, karena cacing seperti sejumlah besar cincin kecil yang diuntai. Ciri khas filum annelida adalah tubuh menjadi ruas-ruas yang sama sepanjang sumbu asterior posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama ialah metamere, somite, atau segmen. Bagian tubuh paling anterior disebut prostomium bukan suatu ruas. Demikian pula di bagian paling ujung posterior yang disebut pigidium, terdapat anus. Segmentasi pada annelid tidak hanya membagi otot dinding tubuh saja, melainkan juga menyekat rongga tubuh atau coelom dengan sekatan yang disebut septum, jamak septa.[1]
Keberadaan cacing ini juga memiliki arti ekonomi, cacing yang ditemukan di sungai tercemar dan saluran pembuangan dari pemukiman adakalanya sangat banyak, sehingga menjadi mata pencaharian bagi pedagaang pengumpul cacing untuk di jual ke pengusaha ikan hias dengan sebutan cacing rambut atau cacing sutera.
B. Tujuan
Mengamati morfologi dan anatomi dari spesies yang termasuk dalam filum Annelida dan menyusun klasifikasinya.
[1] Sugiarti suwignyo. Avetebrata Air Jilid 2. (Bogor: Penebar Swadaya). h., 6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cacing tanah mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segmentasi Nampak jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula. Biasanya, cacing tanah mempuyai lebih dari 100 metamer. Pada setiap segmen, kecuali yang pertama dan terakhir, terdapat 4 pasang bulu sikat atau setae yang pendek. Cacing tanah bernapas melalui kutikula yang menutupi seluruh tubuhnya. Sistem saraf beruoa rantai ganglion ventral, tiap segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke empat. Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi terjadi fertilisasi oleh dirinya sendiri.[1]
Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegmen-segmen. Mereka hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberap bersifat komensal pada hewan-hewan aquatic, dan ada juga bersifat parasit pada vetebrata. Disamping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai sistem nervosum, system cardiovasculare tertutup, dan sudah ada rongga tubuh.[2]
Tubuh annelid bersegmen bundar memanjang atau tertekan dorsoventral. Memiliki alat gerak yang berupa bulu-bulu kaku (setae) pada setiap segmen. Plychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian-bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau lobi lateral yang disebut parapodia. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang bersifat glanduler, sudah mempunyai rongga tubuh dan umumnya terbagi atas septa, saluran pencernaan lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu tubuh.[3]
Pada permukaan tubuh cacing terdapat beberapa lubang-lubangmuara keluar berbagai alat atau organ dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah mulut berbentuk bulan sabit, terletak dimedio ventral segmen pertama, anus terletak pada segmen terakhir, lubang muara keluar oviduk, terletak pada segmen ke-14, lubang bermuara keluar reseptaculum seminalis berupa 2 pasang pori terletak di antara segmen ke-9 dan ke-10, dan di antara segmen ke-10 dan ke-11 reseptaculum seminalis ialah tempat penyimpan sperma; pori ini tidak tidak mudah terlihat; pori dorsalis merupakan lubang muara keluar coelom; pori ini terletak di medio-dorsal pada tepi anterior pada tiap segmen; segmen ke-8 atau ke-9, sampai ujung posterior tubuh; sepasangnephridiopor, merupakan lubang muara keluar dan saluran ekskresi dan terletak pada tiap segmen, kecuali segmen terakhir dan 3 segmen pertama.[4]
Alat ekskresi adalah nephridia, terutama metanephridia, yang terdapat sepasang tiap ruas. Peredaran darah tertutup melingkari pharynix, sebuah atau sepasang benang saraf ventral sepanjang tubuh yang dilengkapi sebuah ganglion dan sepasang saraf lateral pada tiap ruas. Di samping itu, terdapat alat indera atau sel indra yang berfungsi sebagai alat peraba, perasa, dan penerima cahaya. Filum annelid terdiri dari sekitar 75.000 spesies, meliputi tiga kelompok besar, yaitu polychaeta, oligochaeta, dan hirudiena, serta dua kelompok kecil, yaiu aelosamata dan branchiobdelia.[5]
[1] Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. (Makassar: UIN Press). h., 13.
[2] Yusminah Hala. Daras Biologi Umum II. (Makassar: UIN Press). h., 22.
[3] Ibid.
[4] Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. (Makassar: Universitas Negeri Makassar). h., 120.
[5] Sugiarti suwignyo. Avetebrata Air Jilid 2. (Bogor: Penebar Swadaya). h., 6.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop,lup, alat bedah, papan seksi.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah spesimen cacing tanah (Lumbricus terrestris).
C. Prosedur Kerja
1. Mengamati seekor cacaing hidup, meletakkan di atas kertas, dan mengamati cara bergeraknya. Pada waktu cacing bergerak terdengar bunyi pada kertas, yang menunjukkan adanya setae (secara kasat mata tidak terlihat) kalau dibiarkan bergerak ke atas tangan kita maka kita dapat merasakan setae tersebut.
2. Mengamati segmen-segmen. Paling depan disebut prostimium diikuti oleh segmen-segmen berikutnya, pada segmen ke-14, 15 dan 16 membentuk kitelium. Tiap segmen pheretima (kecuali prostimium) mempunyai beberapa setae.
3. Untuk pengamatan morfologi/anatomi terlebih dahulu memasukkan cacing ke dalam larutan alcohol 20%, setelah mati memasukkan ke dalam larutan formal-alkohol dengan komposisi; alcohol 70% 97 ml, formaldehida 40% 5 ml, dan borax 0,5 gr.
4. Melakukan penyayatan secara melintang dan melakukan pengamatan dengan mikroskop stereo atau mikroskop biasa dengan perbesaran terkecil.
5. Menggambar dan mendeskripsikan serta klasifikasinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Cacing tanah (Lumbricus terresteris)
Keterangan gambar :
1. Prostominum 7. Esophagus
2. Rongga mulut 8. Receptacullum seminalis
3. Ganglion otak 9. Oesophagus
4. Septum 10. Testis
5. Septum 11. Saluran sperma
6. Jantung 12. Vestimulus seminalis
13. Vasa eferantsia
14. Vasa deferensia
15. Ovar
16. Saluran telur
17. Crop
18. Pembuluh dorsal
19. Gizard
20. Intestinum
21. Typholosole
22. Batang saraf ventral.
B. Pembahasan
a. Morfologi
Cacing tanah memiliki bentuk tubuh panjang silindris, dengan kiraan 2/3 bagian posteriornya. Tubuh bersegmen-segmen, warna tubuh, permukaan atas berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas permukaan bawah lebih pucat. Mulut terdapat di ujung anterior, mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris. System ekskrasi cacing tanah berupa nephridios pada setiap segmen terdapat sepasang.
b. Anatomi
Dinding tubuh cacing mempunyai 2 lapis otot, yaitu circulare dan longitudinal, mulut cacing terletak di dalam rongga oris. Phatynx terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-5, system sirkulasi cacing tanah, dengan darah yang terdiri atas bagian cair yang disebu plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. System ekskresi cacing tanah berupa nephridia. Pada setiap segmen tubuh terdapat sepasang, system saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di salam segmen yang ke-3 dan terdiri ganglion ceberal, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura, berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
c. Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaprodit. Sepasang ovarium menghasilkan ova, dan terletak di dalam segmen ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segmen ke-13 dan infudibulumnya bersilia. Oviduk tadi melalui septum yang terletak diantara segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar membentuk kantong telur. Testis terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesivula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari testis bagian ujung, dan melanjutkan diri ke posterior sampai segmen ke-15, dan pada segmen ini juga ductus itu bermuara keluar.
Spermatozoa yang telah meninggalkan testis, akan masuk ke dalam vesicular seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Di antara segmen-segmen 9 dan 10; 10 dan 11, terdapat receptaculum seminalis, yang merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing lain.
d. Habitat
Cacing tanah hidup di dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat tertentu.
e. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Cacing tanah adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Ordo : Haplotaxida
Famili : Lumbricidae
Class : Trematoda
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terresteris
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum Annelida adalah cacing tanah, memiliki tubuh simetri bilateral, panjang dan bersegmen, memiliki alat gerak berupa bulu-bulu kaku (setae), tutbuh tertutup oleh kutikula, dinding tubuh dan saluran pencernaanya dengan lapisa-lapisan otot sirkuler dan longitudinal, sudah mempunyai rongga tubuh, saluran pencernaan lengkap, respirasi dengan kulit atau dengan branchia dan organ ekskresi terdiri atas sepasang nephiridia pada setiap segmen. Dan sistem reproduksi cacing ovarium menghasilkan ova, dan terletak di dalam segmen ke-13. Oviduk tadi melalui septum yang terletak diantara segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar membentuk kantong telur. Testis terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesivula seminalis. Spermatozoa yang telah meninggalkan testis, akan masuk ke dalam vesicular seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Di antara segmen-segmen 9 dan 10; 10 dan 11, terdapat receptaculum seminalis, yang merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing lain.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007.
Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006.
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.2011.
nice post :)
BalasHapus