Kamis, 09 Februari 2012

Laporan Praktikum Mollusca


LAPORAN   PRAKTIKUM ZOOLOGI INVERTEBRATA
MOLLUSCA

Di Susun Oleh :

Nama                    : Muhammad Aqsha
Nim                      : 60300110031
Kelompok             :  I  ( satu )
Jurusan                 : Biologi  (B1)

LABORATORIUM  BIOLOGI
FAKULTAS  SAINS DAN  TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEREGI ALAUDDIN
MAKASSAR  2O11



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.[1]
            Reproduksi umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan. Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut  -Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu Aemaeba sp., kerang Anadara sp., kerang hijau Mytilus viridis, Tridacna sp., sotong Sepia sp. cumi-cumi (Loligo sp), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica). Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).[2] Adapun yang melatarbelakangi dilakuaknnya prakrikum ini adalah untuk mengamati morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili mollusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.

B.   Tujuan

Mengamati morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili mollusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.



[1] Phylum Mollusca. http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 30 Juni 2011).

[2] Ibid.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Filum Mollusca merupakan salah satu anggota hewan invetebrata. Anggota filum ini antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya Mollusca memiliki kelimpahan spesies terbesar di samping arthropoda.  Ciri umum yang dimiliki Mollusca adalah, tubuhnya bersimetris bilateral, tidak bersegmen, kecuali Monoplacopora, memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk begerak, dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadisatu pasang atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang.[1]
Lubang anus dan eksketori umumnya membuka ke dalam rongga mantel. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan daerah khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang kelenjar pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri atas usus panjang yang terakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel. Meskipun memiliki pembuluh darah namun darah biasanya mengalami srkulasi ruang terbuka. Darah mengandung homosianin, merupakan pigmen respirasi.[2]
Mollusca memiliki rumah secara umum berbetuk spesial. Kaki untuk merayap. Bentuk kepala jelas, dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi) terdapat radula (pita bergigi). Pernapasan dengan insang, paru-paru atau keduanya. Hidup di laut, air tawar, dan darat. Memiliki kelamin terpisah, atau hermafrodit, ovipar atau ovovivipar. Contoh : bekicot (Helix aspersa), siput laut (Fissurella sp) dan siput air tawar (Lymnaea j sp), Melania sp).[3]
Tidak semua hewan Mollusca memiliki cangkok. Anggota jelas Aplacophora tidak memiliki cangkok, sedangkan kelas Chepalopoda juga tidak memiliki cangkok atau jika ada mereduksi. Pada Mollusca lainnya cangkok terlihat nyata dan berfungsi penting yaitu penyokong tubuh Mollusca yang lunak dan menjaga dari serangan predator.[4]
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster =perut, podos=kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.[5]


[1] Yusminah Hala. Daras Biologi Umum II. (Makassar:  UIN Press). h., 24.
[2] Sugiarti suwignyo. Avetebrata Air Jilid 2. (Bogor: Penebar Swadaya). h., 78.
[3] Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. (Makassar: UIN Press). h., 15.
[4] Jutje  S Lahay. Zoologi Invetebrata. (Makassar: Universitas Negeri Makassar). h., 130.
[5] Phylum Mollusca. http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 30 Juni 2011).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut  :
Waktu              : Pukul 10.00 – 12.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Zoologi lantai II
                                       Fakultas Sains dan Teknologi
                                      Universitas Islam Negeri  Alauddin
   Makassar     
                         
B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah  papan seksi 1 buah dan 1 set alat bedah.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minimal 2 spesimen porifera misalnya, Achatina fulica, Loligo peali, Anodonta sp.


C.  Prosedur Kerja
1.      Mengamati dan menggambar morfologi bagian-bagian dari cangkang bekicot Achantia fulicap (hanya cangkang tanpa isi).
2.      Mengambil satu ekor Achantia  yang masih hidup, biarkan merayap pada kaca datar. Untuk merangsang hewan tadi agar mengeluarkan bagian lunaknya, memotong sedikit apeks cangkangnya dengan tangan atau pinset yang kuat. mengamati dari bawah gerakan otot kaki pada pada waktu siput tadi sedang merayap.
3.      Mengamati bagian tubuh Achantia yang telah mati. Untuk menyiapkan dengan cara bekicot hidup dimasukkan dalam bejana dengan air (air yang sudah mendidih), lalu menutup rapat sehingga O­­2­ tidak ada yang masuk selama 24 jam. Bagian lunak akan menjulur keluar, awetkan dengan menggunakan formalin 4 % . Mengamati bagian lunak bagian kepala, leher, kaki dan visceral.
4.      Memotong dengan gunting dinding atas dari mulut dengan arah medio-dorsal. Jangan potong dinding bawah mulut, pada dinding bawah mulut terdapat Adonthopore tempat melekatnya radula. Radula ini berupa gigi-gigi halus dari khitin yang berfungsi sebagai pngunyah makanan. Gambarlah gradual dengan suatu pengamatan mikroskop stereo. Susun klasifikasinya.
5.      Mengambil logilo yang masih lengkap, sebaiknya dalam kondisi segar.
6.      Mengamati morfologinya, pada ujung anterior-dorsal dari bagian badannya, membuat sedikit luka dan mencabut cangkangnya yang tertutup oleh suatu mantel.
7.      Mengamati bentuk cangkangnya yang juga disebut pena tadi.
8.      Mengambil sebelah cangkangnya, sebaiknya cangkang sebelah kanan, mengamati morfologinya. Di bagian dalam dari cangkangnya akan terlihat :
a)      Garis palial (Palial line=tempat melekatnya  mantel pada cangkang). Bekasnya melekatnya otot-otot,
b)      Ligament, terdapat dibagian dorsal cangkang, biasanya coklat,
c)      Engsel, terdapat anterior dari ligament. Jika cangkang terlihat dari luar akan terlihat, umbo dan garis-garis pertumbuhan.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
1.      Morfologi Cumi-cumi (Loligo pealii)
                                                                           Keterangan gambar :
1.      Tentakel

2.      corong
3.      mantel
4.      sirip 
5.      lengan
6.      mata
 -+







2.      Anatomi Cumi-cumi (Loligo pealii)
                                                                           Keterangan gambar :
1.      Penghisap
2.      mulut
3.      anus
4.      rektum 
5.      kantung tinta
6.      ginjal
7.      jantung
8.      ovarium
9.     tangan
10.  taring
11.  mata
12.  hati
13.  esophagus
14.  insang
15.  Lambung
16. Cangkang dalam




B.   Pembahasan
a.   Morfologi
 Cumi-cumi memiliki bentuk tubuh panjang, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri atas kepala, leher dan badan. Kepala memiliki dua mata besar dan tidak berkelopak, Leher pendek dan badan berbentuk tabung mempunyai sirip di setiap sisinya. Pada kepala terdapat 8 tangan dan 2 tentakel panjang yang ujungnya terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Di bagian perut, terdapat cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Pada anterior badan terdapat endoskeleton yang berbentuk pen atau bulu. Endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di dalam rongga mantel berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi selaput tipis berlendir
b.      Anatomi
Sedangkan secara anatomi,  terdapat beberapa organ seperti sifon, katup sifon, cangkang (endoskeleton), telur, oviduk, articulating ridge, kantung tinta, integument, alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, rektum dan anus. Sistem pencernaan dilengkapi kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati, dan pankreas. Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Ekskresi dilakukan dengan ginjal berupa nefridium yang terletak di sebelah jantung. Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion. Indera sensoris dilengkapi dengan dua stasista dan alat pembau.
c.       Habitat
Cumi-cumi berhabitat di laut. Kemungkinan hidup di air dalam selama musim dingin, tetapi terkadang dia memasuki air dangkal untuk menetaskan telurnya.
d.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari cumi-cumi  adalah sebagai berikut :
 Kingdom           :             Animalia
 Filum                   :           Mollusca
 Ordo                    :           Tethoidea
 Claas                   :           Chepalopoda
 Famili                  :           Loliginidae
        Genus                  :           Loligo
        Spesies                 :          Loligo pealii








BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum coelenterate adalah cumi-cumi memiliki bentuk tubuh panjang, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri atas kepala, leher dan badan. Kepala memiliki dua mata besar dan tidak berkelopak, Leher pendek dan badan berbentuk tabung mempunyai sirip di setiap sisinya. Pada kepala terdapat 8 tangan dan 2 tentakel panjang yang ujungnya terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Di bagian perut, terdapat cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Pada anterior badan terdapat endoskeleton yang berbentuk pen atau bulu. Endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di dalam rongga mantel berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi selaput tipis berlendir

B.   Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA



Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007.  
Jutje  S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006.
Phylum Mollusca. http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Tanggal 30 Juni 2011).
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.2011.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar