LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA
REPTILIA
REPTILIA
Di Susun Oleh :
Nama : Muhammad Aqsha
Nim : 60300110031
Kelompok : I ( satu )
Jurusan : Biologi (B1)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEREGI ALAUDDIN
MAKASSAR 2O11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilian. Mereka berkembang dari amphibian dalam zaman karbon. Dengan datangnya zaman permulaan, mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru daripada amphibian. Kelebihan utama reptilia yang paling awal terhadap amphibian adalah perkembangan telur yang bercangkang dan berisi kuning telur.[1]
Kelas reptilia suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah pengelompokan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Reptilian memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan didarat yang umunya tidak ditemukan pada amphibian. Sisik yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Dan masih banyak lagi cirri-ciri khusus dari kelas reptilia.[2]
B. Tujuan
Mengamati struktur morfologi dan anatomi hewan yang tergolong dalam kelas Reptilia.
[1]Kimball, J,W. Biologi edisi kelima jilid 3. (Jakarta: Erlangga), h. 931.
[2]Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. (Jakarta: Erlangga), h. 262.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klas reptilia dibagi dalam sub klas berdasarkan atas anatomi tengkoraknya. Berdasarkan ada tidaknya fosa temporalis dan posisinya di kenal 5 tipe tengkorak yaitu anapsip yaitu tipe tengkorak anapsid (Ordo chelonian), Euripsida tipe tengkorak euripsid, lhthyopterigea tipe tengkoraknya parapsid (semua punah), acrosaura tipe tengkorak diapsid (Ordocrocodila), sinapsida tipe tengkorak diapsid, lepidosauria tipe tengkorak diapsid (Ordo squamata) dan (Rhyncochepalia).[1]
Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyeseuaikan diri ditempat yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau panas. Nama kelas ini diambil dari model cara hewan berjalan (Latin : reptum = melata atau merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (jelata atau merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (Yunani : creptes = reptil).[2]
Reptilia memiliki ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace; beberapa ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular dan sebuah ventericulus (pada crocodalia menjadi dua tapi masih berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat oval biconvex dan dengan nukleus. Pernapasannya selalu dengan paru-paru; pada penyu bernapas juga dengan kloaka, memiliki 12 nevri cranialis, fertilisasi terjadi di dalam tubuh, biasanya mempunyai alat kopulasi ; telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atau becangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina.[3]
Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu berspesialisasi tinggi, namun secara internal berpola sederhana seperti nenek moyang mamalia. Tubuh terlindungi di antara karapaks dan plastron. Plastron itu terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan bergerak, sedang karapaks kurang memungkinkan pergerakan. Panjang tubuh kurang lebih 1 m, dengan berat kurang lebih 200 kg, kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjolke luar di antara karapaks dan plastron. Dua lubang hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitans. Tidak ada telinga luar. Membran timpani tertutup dengan selapis kulit. Pinggiran mulut terbentuk dari rahang berzat-bertanduk, tidak ada gigi. Kaki dengan 5 jari, yang dilengkapi dengan cakar. Lubang kloaka ventral pada dasar ekor.[4]
Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam adalah Chelonia (kura-kura), Squama (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan alligator). Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat itu. Cangkangnya yang umumnya keras suatu adaptasi yang melindungi dirinya dari predator. Kadal adalah reptilian yang paling banyak jumlahnya dan beraneka ragam yang hidu saat ini. Sebagian besar di antaranya berukuran relatf kecil. Mungkin mereka mampu bertahan hidup melewati bencana. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang memakai gaya hidup bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar hidup di atas permukaan tanah. Buaya dan alligator merupakan sebagian dari reptilia hidup yang paling besar. Mereka menghabiskan sebagian hidupnya dalam air, dan menghirup udara melalui lubang hidungnya yang membuka ke atas.[5]
[1]Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata. ( Makassar : UIN Press ), h. 26 .
[2]Jasin. Zoologi Vertebrata. (Surabaya: Sinar Wijaya), h. 100.
[4]Mukayat Djarubito Brotowidjoyo. Zoologi Dasar. (Jakarta:Erlangga), h. 206.
[5]Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. (Jakarta: Erlangga), h. 265.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat seksi, jarum pentul, loupe, dan papan seksi.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ular (Naja sp), tokek (Gecko gekko) dan Kura-kura (Chelonia sp), eter, kapas dan tissu
B. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/ tanggal : Senin 5 Desember 2011
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengambil bahan yang akan diamati
2. Meletakkan bahan tersebut di atas papan seksi
3. Mengambil gambar bahan yang di praktikumkan
4. Mengamati morfologi bahan yang dipraktikumkan
5. Membedah pada bagian ventral untuk pengamatan anatomi
6. Mengambil gambar pada bagian anatomi
7. Mengamati anatomi pada bahan yang di praktikumkan serta mengklasifikasikannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi
Ular (Naja sp)
Keterangan gambar :
1. Mulut 6. Anus
2. Mata 7. Caudal
3. Kepala
4. Leher
5. Badan
2. Anatomi
Ular (Naja sp)
Keterangan gambar :
1. Faring 11. Vesica felea (Empedu)
2. oesophagus 12. Pulmo (paru-paru)
3. Ventrikulus 13. Cor (jantung)
4. Hepar
5. Intestinum crassum (Usus besar)
6. Intestinum tenue (Usus halus)
7. Pankreas
8. Ren (Ginjal)
9. Kloaka
10. Anus
3. Morfologi
Tokek (Gecko gekko)
1. Cavum oris 7. Abdomen
2. Nares 8. Femur
3. Visus 9. Cruz
4. Membran tympani 10. Eksterminitas posterior
5. Digity 11. Kloaka
6. Eksterminitas anterior 12. Caudal
4. Anatomi
Tokek (Gecko gekko)
Keterangan gambar :
1. Cor
2. Pulmo
3. Hepar
4. Ren
5. Intestinum
6. Rectum \
7. Kloaka
5. Morfologi
Kura-kura (Chelonia sp)
a. Dorsal
Keterangan gambar :
1. Nuchal
2. Pleural
3. vetebral
4. Marginal
b. Ventral
Keterangan gambar :
1. Gular
2. Humeral
3. Pectoral
4. Adominal
5. Femora
6. Anal
6. Anatomi
Kura-kura (Chelonia sp)
Keterangan gambar
1. Batang tenggorokan (Faring) 11. Lambung
2. Kerongkongan (Oesophagus)
3. Jantung (cor)
4. Paru-paru (Pulmo)
5. Hati (Hepar)
6. Usus (Intestinum) \
7. Kandung Kemih
8. Kloaka
9. Ovary
10. Pankreas
a. Sistem sirkulasi
1. Aorta
2. Arteri
3. Atrium kanan
4. Ventrikel kanan
5. Ventrikel kiri
6. Atrium kiri
b. Sistem pencernaan
1. Cavum oris
2. Pharyinx
3. Oesophagus
4. Ventrikulus
5. Intestinum crassum
6. Intestinum tenue
7. Kloaka
8. Vesica felea
9. Hepar
c. Sistem respirasi
Keterangan :
1. Trancheolus
2. Bronchiolus
3. Pulmo
d. Sistem urogenitalia
1. Testis
2. Epidermis
3. Ren
4. Ureter
5. Urinaria duct
6. Vasa deferensia
B. Pembahasan
1. Ular ( Naja sp)
a. Morfologi
Pada bagian morfologi ular memiliki mulut , dengan lidah yang bercabang yang menghasilkan bisa lidah yang panjang dan silindris berfiingsi sebagai indera perasa dan peraba. Lidah dapat dijulurkan melalui noktah tengah yang berada di bibir bawah sehingga ular mampu menjulurkan lidah tanpa harus membuka mulut. Umumnya lidah berwarna hitam, tetapi adakalanya berwarna merah terang atau kebiruan. Walaupun panjang dan bergerak sangat dinamis, lidah bukan sebagai alat bantu menelan. Sebagai indera perasa, lidah ular dipakai untuk mengenali lingkungan baru dengan cara dijulurkan ke luar agak lama. Bila ada makanan atau benda baru di dekatnya, ular akan menjulurkan lidah dan menyentuhkannya berkali-kali sebelum menelan atau menolaknya. Bila timbul rangsangan istimewa maka lidah akan dijulurkan dan bergetar. Ternyata dalam mulut ular terdapat kumpulan saraf yang bernama Jacobson. Letaknya di bagian atas mulut ular. Lidah ular yang berbentuk seperti garpu inilah yang berfungsi seperti hidung. Lalu, segala yang diciumnya akan dikirimkan ke Jacobson. dari situlah, ular akan bergerak, dan gurat sisik, Seluruh tubuh ular dibalut kulit yang elastis sehingga pergerakan tubuhnya sangat lentur. Kulit yang elastis ini memungkinkan ular meregang dan mengembang saat menelan mangsa. Saat tubuh sedang mengembang, antara sisik dan kulit yang terkembang tampak sangat tipis. Lapisan epidermis kulit luar dapat kasar atau halus. Sisiknya tersusun rapi dari yang besar sampai kecil. Sisik ini sebenarnya merupakan “tulang kulit” yang disebut dermalcore atau osteoderm dan ada yang tersusun tumpang tindih (overlapping).[1]
b. Anatomi
Ular adalah binatang yang istimewa, bagian-bagian organ dalam ular ini mengikuti kontur tubuhnya yang panjang dan ramping. Pada pengamatan anatomi terdapat kerongkongan, batang tenggorokan, paru-paru, untuk peredaran darah terdapat jantung terdiri atas bagian kiri dan kanan, hati lambung, kantung udara, pancreas, limpa, usus, ovarium, organ sekresi ginjal dan berakhir di kloaka.[2]
Ular adalah binatang yang istimewa, bagian-bagian organ dalam ular ini mengikuti kontur tubuhnya yang panjang dan ramping. Pada pengamatan anatomi terdapat kerongkongan, batang tenggorokan, paru-paru, untuk peredaran darah terdapat jantung terdiri atas bagian kiri dan kanan, hati lambung, kantung udara, pancreas, limpa, usus, ovarium, organ sekresi ginjal dan berakhir di kloaka.[2]
c. Sistem pencernaan
Pada hewan ini terdapat dentes atau gigi yang berfugsi untuk ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi ini dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang berbentuk kerucut menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok kearah cavum oris. Pada tulang langit-langit (palatum) terdapat deretan gigi yang halus disebut dengan dentes palatini. Lingua pipih bersifat bipida atau bercabang dua terletak di dasar cavum oris. Kemudian pada belakang faring terdapat oesophagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagin fundus yang agak bulat dan bagian kecil disebut pyloris. Bagian ini akan bersambung dengan intesinum tenue (usus halus) dan akan berlanjut di intestinum crasum (usus besar) yang biasa disebut rectum. Diantara kedua intestinum terdapat saecum yang pendek, dan pada akhirnya rectum bermuara pada kloaka. Kloaka merupakan muara umum dari tractus digestive dan reproduktifa.[3]
d. Sistem sirkulasi
Jantung pada hewan ini terletak di bagian anterior ventral dari rongga thorax, terdiri dari sinus venosus yang kecil yang berfungsi menerima darah dari vena, dua buah auricular dan dua ventrucula.antara ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna karena masih terdapat foramen panizzae. Darah dari vena akan masuk ke dalam jantung melalui sinus venosus, auriculum dextra, ventruculum dextra, arteri pulmonalus dari paru-paru darah kembali masuk ke auriculum sinestra dan akan terus ke ventriculum sinestra. Dari sini akan melalui sepasang arcus aorticus yang selanjutnya ke arah dorsal mengelilingi oesophagus, dari dasar archus aorticus dexter muncul dua arteri ke leher dan kepala. Dua archus aorticus menghubungkan diri menjadi satu di sebelah dorsal menjadi aorta dorsalis yang akan memberikan darah kepada alatalat di dalam rongga tubuh, ke ektremitas posterior dan ekor. Darah vena dikumpulkan oleh vena cava anterior yang menampung darah dari kepala dan kedua ekstremitas anterior, sebuah vena cava posterior menampung darah dari organum reprodactivum dan ren, vena porta hepatica menampung darah dari tractus digestive yang memecah menjadi kapiler-kapiler di dalam hepar dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek. Vena epigastris pada masing-masing sisi pada rongga abdominalis menampung darah dari ekstremitas posterior, ekor, dan tubuh. Dari kedua vena cava tersebut akan masuk melalui sinus venosus.[4]
e. Sistem respirasi
Pada proses respirasi, hewan ini mengambil udara malaui nares ekterna terus menembus plat yang keras menuju ke nares interna yang terletak di belakang lubang ekterna. Larynx tersusun atas tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pita suara. Selanjutnya berhubungan dengan trakea yang tersusun atas gelang-gelang tulang rawan. Trakea bercabang menjadi dua bronchi yang selanjutnya masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian anterior yang lebih kompleks.[5]
f. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi dapat dibedakan antara sistem genitalis feminine (betina) dan sistem genitalis musculina (jantan). Sistem genitalis feminine terdiri atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid pada datarannya terdapat benjolan retroperitonial. Oviduct yang merupakan saluran yang berdinding tipis, mulai dari cranial sabagai corong ostium abdominalis. Oviduct memiliki kelenjar dindingnya yang memberi kulit keras pada ovum yang sudah dibuahi. Oviduct bermuara di kloaka yang dinding dorsal agak ke muka daripada muara ureter. System genitalis musculina terdiri atas sepasang testis yang berbentuk oval kecil yang berwarna keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididimis kemudian dilanjutkan oleh saluran vasa deferensia. Pada bagian caudalnya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk kloaka. Di samping itu semua terdapat alat kopulation yang disebut hemi-penis yang terjadi antara dua organon yang terjadi karena tonjolan dinding kloaka. Pada waktu istirahat melipat masuk dengan dinding otot di sebelahnya. Pada waktu copulation hemi-penis ditonjolkan keluar sedang otot daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat genitalis itu digantung oleh alat penggantung yang masing-masing ialah mesovarium untuk ovarium, ligamentum untuk oviduct, dan mesorchium untuk penis.[6]
g. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ular (Naja sp) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Squamata
Class : Reptilia
Famili : Elapidae
Genus : Naja
Spesies : Naja sp.[7]
2. Tokek (Gecko gekko)
a. Morfologi
Pada pengamatan morfologi terdapat mulut yang lengkap, hidung, mata dengan uskelopak yang dapat digerakkan , membran timpani atau selaput pendengaran, terdapat kaki bagian depan, dilengkapi dengan jari-jari (digity) dan pada jari terdapat eksterminitas atau perekat, kaki bagian belakang terdapat paha, betis, kloaka dan ekor yang digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari dan terputus untuk mengelabui pemangsa, tubuh tokek memanjang,memiliki kulit tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting, sisik-sisik ini lunak.[8]
b. Anatomi
Pada pengamatan anatomi, terdapat kolumna vertebrae terbagi atas servikal, toraks, lumbar, sakral, dan kaudal, lidah dapat dijulurkan, terdapat faring, esophagus, kemudian terdapat lambung. Terdapat paru-paru dengan kapiler-kapilernya, jantung sebagai pusat sirkulasi, terdapat kandung kemih, usus, rectum dan kloaka.[9]
c. Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan tokek dimulai dari mulut dengan gigi yang menempel pada rahang, dilanjtkan ke faring, esophagus, dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan pylorus. Dari lambung kemudian ke intestinum, rectum dan kloaka. Hati dan pancreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, ekskresi, dan untuk reproduksi.[10]
d. Sistem sirkulasi
Jantung sebagai sentral, terdiri dari sinus venosus, 2 aurikel, dan 2 ventrikel, yang terbagi sempurna. Darah dari sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonary (bercabang dua), vena paru-paru, aurikel kiri kemudian ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar lengkung aorta kedorsal, arteri karotis ke kepala dan kaki depan. Yang ke belakang member darah untuk ruang tubuh kaki belakang dan ekor. Darah vena berkumpul dalam vena cava anterior, vena porta hepatis, yang kemudian menjadi vena hepatis, dan dalam vena epigastrikum yang semuanya dialirkan kembali ke sinus venosus tersebut.[11]
e. Sistem respirasi
Pada system respirasi terdapat paru-paru sebagai sentral, dimulai udara masuk melalui hidung ke hidung dalam (di belakang velum) kemudian ke glottis (dalam faring), kemudian ke trakea, dan bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru-paru (dengan kapiler-kapilernya).
f. Sistem reproduksi
Fertilisasi secara internal. Tokek jantan mempunyai hemipenis di dekat kloaka. Pada waktu kopulasi, organ itu dimasukkan ke dalam kloaka tokek betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas, tetapi kadang-kadang jika keadaan tidak sesuai, tokek betina menahan telur yang telah dibuahi. Teluryang diletakkan di tanah berkulit keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois.[12]
g. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari tokek (Gecko gekko) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Squamata
Class : Reptilia
Famili : Gekkonidae
Genus : Gecko
Spesies : Gecko gekko[13]
3. Tokek (Gecko gekko)
a. Morfologi
Tubuh terlindungi di antara karapaks dan plastron, kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonol ke luar antara karapaks dan plastron. Dua lubang hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membran niktitans. Tidak ada telinga luar. Membran timpani tertutup denag selapis kulit. Pinggiran mulut terbentuk dari rahang berzat-bertanduk, tidak ada gigi. Kaki 5 dengan jari, yang dilengkapi dengan cakar. Lubang kloaka ventral pada dasar ekor.[14]
b. Anatomi
Pada pengamatan anatomi, terdapat tengkorak denan rahang maskular yang kuat, tidak ada gigi, lidah lebar, terdapat esophagus, lambung, usus, terdapat paru-paru terbagi atas lobus-lobus, sistem sirkulasi terdapat jantung, sistem ekskresi terdapat ginjal, saluran kemih, dan kloaka.[15]
c. Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan, kura-kura tidak mempunyai gigi. Lidah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem pencernaan terdiri atas faring, yang dapat dibesarkan, esophagus berdinding tebal, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan kandung empedu besar dan pangkreas.
d. Sistem sirkulasi
Secara fundamental, sistem peredaran darah kura-kura tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri polmunar dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari aorta dorsal. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Portal aorta renal dihubungakan dengan system portal hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral[16].
e. Sistem respirasi
Dari faring, melalui celah suara terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam lobu-lobus. Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.[17]
f. Sistem reproduksi
Fertilisasi internal, organ kopulasi pimitif,berupa penis beralur yang terbentuk dari dinding kloaka. Telur dengan dinding seperti kulit. Embrio terbungkus dalam membrandisebut amnion.[18]
g. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari kura-kura (Chelydra sp) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Chelonia
Class : Reptilia
Famili : Chelonidae
Genus : Chelydra
Spesies : Chelydra sp[19]
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah struktur morfologi dari ular (Naja sp), terdiri mulut, mata, kepala, leher, badan, anus dan caudal, untuk anatominya terdiri atas faring, esophagus, ventrikulus (lambung), hepar (hati), intestinum crassum (usus besar), intestinum tenue (usus halus), pancreas, ren (ginjal) , kloaka, anus, vesica felea (empedu), pulmo (paru-paru) dan cor (jantun). Struktur morfologi tokek (Gekko gecko), mulut (cavum oris), hidung (nares), mata (visus), membrane timpani, jari-jari (digity), eksterminitas anterior, abdomen, paha (femur), betis (cruz), eksterminitas posterior, kloaka dan caudal.untuk anatominya, terdiri atas Jantung (cor), paru-paru (pulmo), hati (hepar), ginjal (ren), usus (intestinum), rectum dan kloaka. Struktur morfologi pada kura-kura bagain dorsal, nuchal, pleural, vertebral,marginal, bagian ventral terdiri atas, gular, humeral, pectoral, adominal, femora, anal. Untuk bagian anatominya, terdiri atas batang tenggorokan (faring), kerongkongan (esophagus), jantung (cor), paru-paru (pulmo), hati (hepar), usus (intestinum), kandung kemih, kloaka, ovary , pancreas dan lambung.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami teori-teori sebelum praktikum agar bagian yang diamati lebih mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.1999.
Reptilia: http:// file://kelasreptil.htm. ( Tanggal 17 Desember 2011 ).
Wikipedia. http.File: http:// Wikimedia.org. ( Tanggal 17 Desember 2011 ).
Kimball, J,W. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga. 1999.
Mukayat, Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. 1989.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata. Makassar : Universitas Islam Negeri. 2011.
[2]Maskoeri Jasin. Zoologi Vertebrata. (Surabaya: Sinar Wijaya), h, 105.
[3]Made044’s Blog.Sistem Pencernaan Pada Hewan.. http://made044.wordpress.com. (Tanggal 17 Desembe 2011).
[4]Scribd. Sistem Sirkulasi Pada Hewan Lengkap.www.scribd.com. (Tanggal 17 Desember 2011) .
[5]Maskoeri Jasin.op. cit. h, 105.
[6]Mukayat Djarubito Brotowidjoyo. Zoologi Dasar. (Jakarta:Erlangga). h. 213.
[7]Wikipedia.Ular sendok.www.wikipedia.org. ( Tanggal 17 Desember 2011).
[9]Maskoeri Jasin.op. cit. h, 110.
[10] Wikipedia.Sistem pencernaanreptil . http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik_ular . (Tanggal 17 Desember 2011).
[11]Mukayat Djarubito Brotowidjoyo.op. cit, h.207.
[13]Wikipedia.Tokek.www.wikipedia.org. ( Tanggal 17 Desember 2011).
[14] Mukayat Djarubito Brotowidjoyo.op. cit, h.205.
[16] Maskoeri Jasin.op. cit. h, 113.
[17] Maskoeri Jasin.op. cit. h, 115
[18] Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar