LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
BRHYOPHYTA
Di Susun Oleh :
Nama : Muhammad Aqsha
Nim : 60300110031
Kelompok : I ( satu )
Jurusan : Biologi (B1)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEREGI ALAUDDIN
MAKASSAR 2O11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Divisi thallophyta (tumbuhan tallus). Kelompok tumbuhan dari divisi ini memiliki tubuh berbentuk thallus. Thallus artinya belum bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun.[1]
Ciri yang membedakan divisi ini dari schyzophyta adalah bahwa sel-sel yang menyusun tubuhnya sudah memiliki membran inti (eukariotik) dan plastid beranekaragam. Jika pada schyzophyta spora merupakan suatu bentuk pertahanan pada kondisi lingkungan yang kurang baik, maka pada divisi ini spora merupakan alat perkembangbiakan.[2]
Berdasarkan cara hidupnya, divisi thallophyta dibedakan menjadi 3 anak divisi, yaitu :
1. Ganggang (alga) bersifat autotrof
2. Cendawan atau fungi (jamur) bersifat heterotrof
3. Lumut kerak (lichens) merupakan makhluk hidup bersifat simbiotik.
B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong Lumut.
2. Mahasiswa mengetahui perbedaan antara lumut daun (musci) dengan Lumut hati (hepatica).
3. Mahasiswa mengetahui contoh tumbuhan yang tergolong antara lumut daun (musci) dengan Lumut hati (hepatica).
[2]Tim Dosen, Penuntun Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah ( Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin), h.14.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum. Fungi umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri – ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan pembentuk jaringan yang disebut miselium. Miselum yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh. Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa umumnya mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.[1]
Beberapa jenis jamur dapat mengubah sel-sel tertentu menjadi alat-alat untuk mengatasi kondisi yang buruk yang disebut telatospora, klamidospora
Bryhophyta berkembangbiak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumbuhan lumutnya. Sporofit berupa sporangium atau kapsul spora yang terdapat pada gametofit itu, jadi gametofit dan sporofit belum terpisah. Dari spora tidak langsung menjadi tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian menjadi lumut.[2]
Lumut daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis dan tersiar kemana mana. lumut itu dapat tumbuh di atas tanah-tanah yang gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasing yang bergerak pun tumbuhan ini dapat hidup. Selain itu lumut dapat pula kita temukan di antara rumput-rumput, di atas cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan ada yang ada pada daun-daun pohon-pohonan, di rawa-rawa, tetapi jarang dalam air. Mengingat tempat tumbuhnnya yang bermacam-macam itu, maka tak mengherankan jika tubuhnya menunjukkan struktur yang bermacam-macam pula.[3]
Pada musci seringkali Nampak habitus yang sangat mendekati cornophyta dengan sumbu pokok serta daun- daun yang tersusun reedier, dalam suatu spiral atau bilateral, jarang sekali daun-daunnya tersusun dalam dua baris saja. Musci dengan batang yang berbaring daun-daunnya seringkali semuanya menghadap ke satu arah saja, atau tersusun dalam dua baris, sehingga daun-daun itu menjadi dorsivental. Musci ada yang berumah dua ada juga yang berumah satu. alat kelamin terdapat pada ujung batang atau cabang dan daun-daun yang paling atas menglilingi alat kelamin tersebut seperti hiasan bunga yang menglilingi putik serta benang sari, oleh sebab itu daun-daun tadi pun dinamakan “perianthium” pula. Di antara alat-alat kelamin tadi dapat pula ditemukan organ steril, yang seperti pada himenium pada badan buah cendawan alat-alat steril itupun disebut parafisa.[4]
Lumut adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio, berspora tapi belum mempunyai akar, batang dan daun. Lumut mengalami metagenesis yaitu terjadinya pergiliran keturunan antara gametofit dan sporofit. Gametofit merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan generasi yang menghasilkan sperma atau ovum sedangkan sporofit merupakan generasi yang menghasilkan spora. Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan) berberbentuk seperti gada yang menghasilkan sperma dan arkegonium (sel kelamin betina) berbentuk seperti botol yang menghasilkan oovum.[5]
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al An’am 6: 94.
نَّ اللّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ ا
Terjemahnya :
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?[6]
[3]Kimball, John. W. Biologi Edisi Kelima Jilid 3 (Jakarta: Erlangga), h.245.
[6]Departemen Agama RI. Al Qur’an & Terjemah. Penerbit: Menara Kudus. h. 124.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, objek glass, deck glass, silet, pipet tetes, gelas arloji, alat tulis menulis, lap kasar, lap halus, pensil warna.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Marchantia polymorpha, Polytrchum commune, Andreaea petrophila, Pogonatum cirratum, Funaria hygrometricum, dan Sphagnum sp.
B. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/tanggal : Rabu, 28 Desember 2011
Waktu : Pukul 11.00 – 13.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengamati tiap tumbuhan lumut yang disiapkan dengan lup atau mikroskop
2. Menggambar utuh bagian morfologinya serta mengamati bentuk spora kemudian mewarnai dengan warna sesuai.
3. Menyusun urutan klasifikasinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Marchantia polymorpha
Prostominum 1. Arkegonium
Rongga mulut 2. Arkegoniofor
9. 3. Tallus
4. Substrat
a. Deskripsi
Merchantiapilymorpha berbentuk lembaran-lembaran dengan daun yang berwarna hijau dan bagian-bagian tepinya berlekuk seperti kuping, lumut ini tumbuh menggerombol dan tingginya hanya beberapa sentimeter. Rhizoid yang berada di bawah permukaan daunnya berfungsi untuk mengumpulkan zat hara dari tanah.[1]
b. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Merchantiophyta
Kelas : Marchantiopsida
Ordo : Merchantiales
Familia : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia polymorpha[2].
2. Polytrichum commune
Prostominum 1. Caliptra
Rongga mulut 2. Capsul
9. 3. Daun
4. Stolon
5. Rhizoid
a. Deskripsi
Polytrichum commune, memiliki tangkai yang tegak dan bercabang-cabang, memiliki sporangium yang berbentuk bulat lonjong, berkembang biak dengan menhasilkan spora, serta hidup di tempat lembab dan sedikit basah.[3]
b. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Bryhophyta
Kelas : Polytrichopsida
Ordo : Polytrichales
Familia : Polytrichaceae
Genus : Polytricha
Spesies : Polytricha cmmune[4].
3. Andreaea petrophila
Prostominum 1. Kapsul
Rongga mulut 2. Spora
9. 3. Daun
4. Batang
5. Rhizoid
a. Deskripsi
Andreaea petrophila, memiliki kapsul yang diselubungi oleh kaliptra yang berbentuk seperti kopyah bayi, jika sudah masak akan pecah menjadi 4 katup, tumbuh di atas tanah-tanah yang gundul yang perriodik mengalami kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.[5]
b. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Brhyophyta
Kelas : Musci
Ordo : Andreales
Familia : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Spesies : Andreaea petrophila[6].
4. Pogonatum cirratum
Prostominum 1. Caliptra
Rongga mulut 2. kapsul
9. 3. Daun
4. Batang
5. Rhizoid
a. Deskripsi
Pogonatum cirratum, memiliki spora yang berbentuk runcing dan kecil, begitu pula anteridium dan arkegoniumnya, memiliki kaliptra yang menutupi sporangium, berkembang biak secara gametangium, mengahsilkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian terjadi fertilisasi. Dan banyak tumbuh di tempat yang lembab dan sedikit basah.[7]
b. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Brhyophyta
Kelas : Musci
Ordo : Bryales
Familia : Pogonataceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum cirratum[8].
5. Funaria hygrometricum
Prostominum 1. Kaliptra
Rongga mulut 2. Kapsul
3. Daun
9. 4. Sorus
5. Sori
6. Rhizoid
a. Deskripsi
Punaria hygrometricum, memiliki daun yang berwarna hijau kekuningan, memiliki daun yang proksimal, memiliki kapsul yang hygroskopis yang melengkung lurus dan hamper tegak, berkebang biak dengan menghasilkan spora.[9]
b. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Brhyophyta
Kelas : Brhyopsida
Ordo : Diplolepidae
Familia : Funariaceae
Genus : Funaria
Spesies : Funaria hygrometricum.[10]
6. Sphagnum Sp.
Prostominum 1. Kaliptra
Rongga mulut 2. Kapsul
9. 3. Daun
4. Rhizoid
a. Deskripsi
Sphagnum Sp. Memiliki batang yang bercabang –cabang yang muda tumbuh dan membentuk roset pada ujungnya, daun-daunnya yang sudah tua terurai dan menjadi pembalut bagian bawah batang, tidak memiliki seta dan bereproduksi dengan menghasilkan spora.[11]
b. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Brhyophyta
Kelas : Bhyopsida
Ordo : Sphagnales
Familia : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum Sp.[12]
B. Pembahasan
1. Marchantia polymorpha
a. Morfologi
Secara morfologi Merchantia polymorpha tumbuh menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing yang lembab. Memiliki arkegoniofor sebagai penunjang untuk arkegonium, memiliki thallus berupa lembaran-lemabaran jaringan yang permukaan atasnya berbeda dengan permukaan bawahnya, permukaan atasnya memiliki struktur modular yang membentuk sel komples yang berfungsi fotosintesis.
b. Anatomi
Thallus pada Marchantia polymorpha mengandung banyak minyak, membentuk sekelompok sel pada tangkainya yang pendek yang terus berkembangbiak dengan cara teratur untuk membentuk gemma yang digunakan pada perkembangbiakan vegetatifnya.
c. Sistem Reproduksi
Marchantia polymorpha bereproduksi secara vegetatif dan gametofit dengan menghasilkan spora, tumbuh menghasilkan gamet muda kemudian mengahasilakan anteridium merupakan alat kelamin jantan dan arkegonium alat kelamin betina kemudian bertemu dan terjadi fertilisasi, membentuk zigot, dan lumut.
d. Habitat
Marchantia polymorpha hidup menempel di atas permukaan tanah yang lembab, biasa juga hidup di tempat kering seperti kulit-kulit pohon.
e. Peranan
Peranan Marchanctia polymorpha dapat digunakan sebagai obat-obatan misalnya bahan obat penyakit hati (hepar).
2. Polytrichum commune
a. Morfologi
Secara morfologi tanaman ini memiliki bentuk tubuh yang menyerupai
Tanaman tingkat tinggi , memiliki daun semu. Terdapat kaliptra seta yang merupakan tangkai kaliptra serta rhizoid yang menyerupai akar.
b. Anatomi
Secara anatomi memiliki jaringan asimilasi dan jaringan penyimpanan makanan. Jaringan pembuluh yang belum terdapat karena tanaman ini belum sejati.
c. Sistem Reproduksi
Tumbuhan ini memiliki alat kelamin berupa anteridium dan arkegonium, pada musci alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung-ujung cabangnya.
d. Habitat
Tumbuhan ini pada umunya habitatnya di daerah dingin atau berada pada daerah yang lembab.
e. Peranan
Peranan Polytricum commune, dapat digunakan sebagai bahan pembuat kasur yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta dapat digunakan sebagai tanaman hias.
3. Andreaea petrophila.
a. Morfologi
Secara morfologi lumut ini memiliki protonema yang berbentuk pita dan bercabang-cabang, berwarna hujau dan melakukan fotosintesis, kapsul sporanya diselubungi oleh kaliptra yang berasal dari arkegonium.
b. Anatomi
Secara anatomi lumut ini memiliki beberapa sel yang terdapat pada daunnya, memiliki jaringan asimilasi, dan memiliki warna yang hijau karena terdapat klorofil yang menyebabkan tanaman berwarna hijau.
c. Sistem Reproduksi
Tumbuhan ini berkembangbiak dengan cara melakukan perkawinan, dengan menggunakan alat kelamin jantan yang berupa anteridium dan alat kelamin betina berupa arkegonium.
d. Habitat
Lumut ini hidup di atas batu cadas, pada batang-batang cabang pohon dan di antara rumput-rumput serta di tempat yang lembab
e. Peranan
Lumut ini berperan sebagai pengikat air, penyerap polutan serta menjaga kelembapan udara dan porositas tanah.
4. Pogonatum cirrathum.
a. Morfologi
Secara morfologi pada ujung tangkai terdapat kapsul sporangium yang diselubungi oleh kaliptra, memiliki daun yang sederhana, memiliki seta tangkai yang elastik, serat gametofit yang merupakan tempat tertanamnya kaki sporangium.
b. Anatomi
Secara anatomi memiliki kasul yang tegak atau mendatar dan lamella yang membujur, sel daun bagian atasnya mengandungbanyak klorofil serta tersusun menurut panjang daun dan merupakan jaringan asimilasi.
c. Sistem Reproduksi
Lumut ini berkembangbiak secara seksual dan aseksual dengan menghasilkan spora, sedangkan aseksual melalui batang dan rhizoid melalui pembentukan tunas.
d. Habitat
Lumut ini mampu hidup di tempat yang gundul di atas cadas, hingga ada yang melekat pada pepohonan.
e. Peranan
Lumut ini memiliki peranan yaitu dapat menjaga kelembapan udara dan porositas tanah, serta sebagai pengikat air.
5. Funaria hygrometricum
a. Morfologi
Secara morfologi lumut ini memiliki daun yang berbentuk lebar, besar, memiliki batang yang pendek dan sederhana, lumut ini daun yang berpelepah yang dapat dibedakan dengan jelas serta memiliki warna hijau.
b. Anatomi
Secara anatomi lumut ini mengahsilakn spora yang bulat dan halus serta memiliki bentuk seta yang melengkung dan memanjang. Epidermisnya tersusun atas selapis sel yang mati dan kosong.
c. Sistem Reproduksi
Lumut ini berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Dimana seksual menghasilkan spora sedangkan aseksualnya melalui rhizoid dengan pembentukan tunas.
d. Habitat
Lumut ini dapat di temukan dibawah batu, tempat yang teduh dan di tanah yang lembab.
e. Peranan
Lumut ini mampu menyerap air dalam kadar yang banyak sehingga sangat penting dalam kehidupan manusia.
6. Sphagnum Sp.
a. Morfologi
Secara morfologi lumut ini juga memiliki daun yang lebar berawarna hijau, pada bagian atas terdapat kaliptra , dan dibawahnay terdapat kapsul sebagai tempat penyimpanan spora, pada bagian bawahnya terdapat rhizoid.
b. Anatomi
Secara anatomi Sphagnum Sp, memiliki beberapa sel, yang terdapat pada daun dan memiliki warna hijau karena mengandung klorofil, memiliki kapsul yang tegak, dan epidermisnya tersusun atau selapis.
c. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi dari lumut ini, secara aseksula dan seksual dmana fase seksual lebih lama daripada fase aseksual, fase pertama yaitu fase gametofit, dmana gamet muda menghasilkan anteridium dan arkegonium kemudian terjadi ferilisasi, kemudian menghasilkan zigot , kemudian tumbuhan muda, dari sini dihasilkan spora dari kaliptra.
d. Habitat
Lumut ini dapat ditemukan pada melekat pada cadas, dan ada yang melekat pada pepohonan.
e. Peranan
Lumut ini memiliki peranan penting, dalam menjaga kelembapan udara dan pengikat air.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ciri-ciri dari tumbuhan lumut adalah memiliki daun semu, batang semu, rhizoid, seta dan kaliptra serta ada beberapa lumut yang tidak memiliki bagian tersebut. Lumut berkembangbiak secara seksual dan aseksual, umumnya ditemukan di tempatyang lembab atau basah.
2. Hal utama yang membedakan antara kelas musci dan kelas hepatica yaitu lumut hati atau hepatica memiliki bentuk yang menyerupai seperti thallus serta masih banyak yang menempel pada substratnya, sedangkan pada kelas musci tumbuhan ini sudah menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, sudah memiliki daun semu, batang semu, dan terdapat kaliptra serta seta yang merupakan tangkai kaliptra.
3. Contoh yang mewakili lumut hati (hepatica) dan lumut daun (musci) antara lain, Marchantia poliymorpha, Polytrichum commune, Andreaaea petrophila, Pogonatum cirrathum, Funaria hygrometricum dan Sphagnum sp.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih melengkapi spesies yang akan diamati, agar lebih banyak lagi spesies yang dapat diketahui ciri dan golongannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W.Biologi Edisi Kelima Jilid 3.Jakarta : Erlangga.1987
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah. ( Makassar : UIN Press ). 2011.
Tjitrosoepomo Gembong.Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.1989.
[1]Kadaryanto, Mengungkap misteri Alam (Jakarta: Yudistira), h. 26.
[3]FadliedwardD’silva,Polytrichum commune. http://Fadliqnoze.blogspot.com (diakses pada tanggal 25 Januari 2012).
[4] Ibid.
[5]Biologi Nina IAIN Syekh Nurjati Cirebon, artikel lumut. http:// http://bio-nina.blogspot.com (diakses pada tanggal 25 Januari 2012).
[7]FadliedwardD’silva,Pogonatum cirratum. http://Fadliqnoze.blogspot.com (diakses pada tanggal 25 Januari 2012).
[8]Ibid.
[10]Ibid.
[11]FadliedwardD’silva,SphagnumSp. http://Fadliqnoze.blogspot.com (diakses pada tanggal 25 Januari 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar