LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
JARINGAN OTOT
Di Susun Oleh :
Nama : Muhammad Aqsha
Nim : 60300110031
Kelompok : I ( satu )
Jurusan : Biologi (B1)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEREGI ALAUDDIN
MAKASSAR 2O11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel otot yang terspesialisasi untuk melaksanakan konstraksi dan berkonduksi (menghantarkan impuls). Di dalam sitoplasmanya ditandai dengan adanya sejumlah besar elemen-elemen kontraktil yang disebut miofibril yang bejalan menurut panjang serabut otot. Pada beberapa jenis otot, miofibril terdiri atas lempeng-lelmpeng terang dan gelap secara bergantian. Semua segmen gelap letaknya bersesuaian, demikian pula dengan segmen terangnya. Miofibril tersusun atas protein-protein kontraktil yaitu aktin dan miosin.[1]
Pada dasarnya jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang sering disebut serabut-serabut otot. Jaringan otot pada dasarnya juga mengandung jaringan ikat yang biasanya menyelubungi otot.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur histologi jaringan otot.
C. Manfaat
Dapat menganalisis dan membedakan bagian – bagian apa saja pada jaringan otot dan fungsinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel- sel otot terspesialisasi untuk kontraksi yaitu, mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang, dan memungkinkan sel – sel untuk memendek. Sel – selnya sering kali disebut serat – serat otot. Bila suatu serat otot berkontraksi, ia menjadi lebih pendek dan lebar. Hal ini juga berlaku untuk setiap sarkomer “filament yang menyelip”. Sekarang telah diterima secara umum sebagai mekanisme yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Pada dasarnya mekanisme, mekansme ini melibatkan suatu perubahan dalam kedudukan relative dari filamen – filament aktin dan miosin.[2]
Rangsangan suatu otot mengakibatkan kontraksi semua myofibril bersama – sama sampai tingkat maksimal. Ini dikenal sebagai hukum semua atau sama sekali tidak (all or none). Untuk beberapa waktu telah diketahui bahwa kontraksi itu (sebagian) tergantung pada terdapatnya ion kalsium dalam sarkoplasma yang mengelilingi myofibril. Akan tetapi sebelum diketemukan retikulum sarkoplasma dan system T, peranan kalsium ini tidak jelas. Rangsangan pada serat otot mngakibatkan polarisasi permukaan dengan cepat, yang kemudian meluas ke bagian dalam seratnya melalui tubula dari system – T.[3]
Jaringan otot juga terdiri atas sel – sel panjangyang berkontaksi ketika mendapat impuls saraf. Tersusun dalam susunan parallel di dalam sitoplaasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energy dalam suatu makhluk hidup yang aktif.[4]
Serabut otot memiliki elemen kontraktil yang disebut myofibril. Adanya myofibril menyebabkan serabut otot memiliki kemampuan berkontraksi. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Pada penampang melintang otot lurik tampak tersusun sebagai pita – pita yang sejajar, inti banyak dan terletak pada bagian perifer di bawah sarkolemma. Myofibril otot lurik mengandung keping gelap dan terang secara bergantian dan tampak sebagai garis – garis gelap terang. Diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar yang disebut endomesium.
Pada otot polos, inti lonjong dan terletak di tengah, myofibrilnya homogeny sehingga tidak tampak adanya keeping gelap dan terang. Berbeda dengan otot jantung memiliki garis – garis melintang, namun tidak sejelas otot lurik. Pada tempat tertentu terdapat kepng – keeping interkalar.[5]
Sifat kerja otot dapat dibedakan atas 2 yaitu antagonis dan sinergis, antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya ekstensor ( meluruskan ) dan fleksor ( membengkokkan ), abductor ( menjauhi badan) dan adductor ( mendekati badan ), depressor ( ke bawah ), elevator ( ke atas ), supinator ( menengadah ) dan pronator ( menelungkup ), sifat kerja yang kedua yaitu sinergis dimana otot – otot yang berkontraksi menimbulkan gerak searah, contohnya pronator teres dan pronator kuadratus.[6]
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat awetan otot lurik, preparat awetan otot polos, dan preparat awetan otot jantung
C. Prosedur Kerja
1. Pengamatan I
a. Amati secara saksama penampang melintang otot lurik. Perhatikan beberadaan endomesium, inti, myofibril, keeping A dan keeping I
b. Amati secara saksama penampang membujur otot lurik. Perhatikan keberadaan endomesium, inti atau myofibril
c. Gambarlah hasil pengamatan anda.
2. Pengamatan II
a. Amati secara saksama penampang melintang otot polos. Perhatikan keberadaan endomesium, inti dan sel otot polos.
b. Amati secara saksama penampang membujur otot polos. Perhatikan keberadaan endomedium dan inti
c. Gambarlah hasil pengamatan anda.
3. Pengamatan III
a. Amati secara saksama penampang melintang otot jantung. Perhatikan percabangan serabut otot, endonesium, discus interkalaris dan inti.
b. Amati seksama penampang membujur otot jantung. Perhatikan posisi inti dan endonesium.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Otot lurik ( smooth muscle)
Keterangan gambar :
1. Miofibril
2. Nukleus
3. Serabut otot
4. Sarkomeer
2. Otot polos (skeletals muscle)
Keterangan gambar :
1. Nukleus
2. Serabut otot
3. Otot jantung (cardiac muscle)
Keterangan gambar :
1. Serabut otot
2. nukleus
3. Cakram berinterkalar
B. Pembahasan
1. Preparat awetan otot lurik (Smooth muscle)
Otot lurik terdiri atas berkas serabut, setiap serabut merupakan untaian berkas yang disebut myofibril. Setiap myofibril merupakan susunan linier sarkomer, unit dasar kontraktil otot. Otot ini disebut berlurik karena karena pengaturan subunit sarkomer pada myofibril yang bersebelahan membentuk pita – pita terang dan gelap.
Tiap otot lurik strukturnya terdiri atas badan dan paling sedikit 2 tempat perlekatan/pertautan. Badan otot disusun oleh kumpulan serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas (fasciculi). Tiap berkas tersebut dipisahkan satu sama lain oleh lapisan jaringan ikat yang disebut perimisium dan kesemua fasikulus tersebut di luarnya dibungkus oleh lapisan jaringan ikat yang tebal disebut epimisium. Jaringan otot bisa ditutup oleh selapis selaput kolagen serta jaringan ikat dan bertautan dengan tulang melalui beberapa cara. Umumnya jaringan otot tersebut dilanjutkan oleh tendon yang selanjutnya bertautan dengan tulang. Namun, bisa juga jaringan otot langsung bertautan dengan tulang atau bergabung dahulu dengan jaringan ikat, akhirnya bertautan dengan tulang. Ortigo otot adalah tempat pertautan yang tetap/tidak dapat berpindah, sedang insersio adalah tempat pertautan pada atau dekat terjadinya gerakan tulang.
2. Preparat awetan otot polos (Skeletals muscle)
Otot polos, dinamai demikian karena otot ini tidak memiliki penampilan berlurik, ditemukan dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri dan organ internal lainya. Sel–sel itu berbentuk gelondong. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka, tetapi dapat berkontraksi dalam jangka lama.
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah. pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.
3. Preparat awetan otot jantung (cardiac muscle)
Otot jantung, juga berlurik, memiliki ciri kontraktif yang serupa dengan otot rangka. Akan tetapi, berbeda dari otot rangka, serat otot jantung bercabang dan saling berhubungan melalui cakram berinterkalar, yang membantu menyerentakkan denyut jantung. kemampuannya berkontraksi secara ritmis dan secara terus–menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan. kurang jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan anak kecil. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah jaringan otot terdiri atas beberapa otot yaitu, otot lurik, otot jantung dan otot polos. Otot lurik yang diletakkan ke tulang oleh tendon bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot jantung sel-selnya bercabang dan setiap ujung sel dihubungkan dengan cakram berinterkalar, yang merelai sinyal dari satu sel ke sel yang lain dalam satu waktu denyutan jantung. Otot polos berkontraksi lebih lambat dalam jangka waktu yang lama dan dikontrol oleh saraf.
Perbedaan spesifik dari ketiganya adalah otot lurik mengandung keping gelap dan terang, diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar. Otot polos intinya lonjong dan terletak di tengah dan miofibrilnya homogen. Otot jantung intinya terletak ditengah, sel-selnya panjang dan bercabang, memiliki garis-garis melintang, namun tidak sejelas otot lurik.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan lebih teliti dalam meliht objek yang di amati dan tepat dalam menggunakan mikroskop
DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, Gerrit. Dasar–Dasar Histologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga .1988.
Campbel, Reece dan Mitchell. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga .2006.
H.Fried,ph.D, George. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga .2000.
Pengertian Jaringan Otot serta Bagian Otot dan Jenis Jaringan Otot. http.File://organisasi.org. (Tanggal 28 Juni 2011).
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.2011.
[1] Http.File:// Jaringan Otot.h.58 ( Tanggal 24 Juni 2011 )
[2] Gerrit Bevelander. Dasar – Dasar Histologi Edisi Kedelapan.( Jakarta : Erlangga ). h 115
[3] Ibid. h 123
[4] Campbel,Reece dan Mitchell. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. ( Jakarta : Erlangga ). h 8
[5] Tim dosen.Penuntun Praktikum Struktur Hewan. (Makassar : Uin Alauddin Makassar). h 10
[6] D, A Pratiwi. Biologi. (Jakarta : Erlangga).h 54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar